|
Kota Bima, Garda Asakota.-
Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, mengagumi pesona bawah laut Teluk Bima usai berkesempatan menikmati menyelam (diving) di Teluk Bima bersama Instruktur Diving kelahiran Bima, Bambang Irawan, Kasubbag TU Pimpinan pada Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Buana Eka Putra dan Ketua Pokdarwis Kota Bima Iksan Iskandar.
“Pemandangan di bawah laut teluk Bima sangat indah, bawah lautnya juga sangat menakjubkan,” ujar Wakil Walikota Bima kepada sejumlah wartawan, Senin (15/6)
Wakil Walikota mengaku kaget mendengar setiap kalimat yang disampaikan Bambang Irawan tentang kekayaan dasar laut di Teluk Bima, termasuk Bonto.
Menurutnya, teluk Bima rupanya memiliki kekayaan alam bawah laut yang diburu para penyelam dunia dan disukai underwater photography. Seperti binatang makro seperti Bumble Bee Shrimp, Boxer Crab, Frog Fish dan Nudi Branch, tidak sulit ditemukan di perairan Bonto dan sekitarnya.
Binatang makro tersebut punya nilai jual tinggi. Kebaradaan binatang tersebut tidak sembarang berada di teluk. Namun di teluk Bima, justru banyak dihuni oleh hewan berukuran kecil tersebut. "Ini, jika ini dikelola dengan baik, akan menjadi industri wisata yang sangat mahal," katanya.
Sebagai pemerintah, ia pun tentu mensupport keinginan Bambang mengembangkan Teluk Bima. hanya saja, ini tidak menjadi peran Pemerintah Kota Bima, tapi juga Pemerintah Kabupaten Bima dan semua elemen. “Menurut saya, saatnya sekarang Pariwisata Bima bangkit. Kalau bisa masyarakat juga bisa menciptakan iklim yang baik untuk pengembangannya,” jelas Feri.
Soal sarana dan prasarana yang disampaikan Bambang juga sambung Feri, tentu akan menjadi perhatiannya. Dirinya akan mencoba menyampaikannya ke Walikota Bima, agar bisa memikirkan soal rencana Bambang tersebut. “Karena ini jika dikembangkan akan meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Akan ada multiplier effect,“ imbuhnya.
Sementara Bambang Irawan, Instruktur Diving kelahiran Bima yang memiliki lisensi menyelam Internasional tersebut mengungkapkan kekayaan biota laut di teluk Bima.
“Selama menyelam bersama bapak Wakil Walikota tadi kami menemukan beberapa jenis binatang makro dengan nilai jual tinggi. Para penyelam dunia itu mencari binatang makro seperti ini,” ungkapnya.
Bambang yang sudah hampir 3 bulan menjelajahi Teluk Bima mengutarakan kekagumannya pada kekayaan bawah laut di teluk tersebut. Seperti binatang makro yang khas, karena keberadaannya tidak berada disembarang teluk. Tapi di Teluk Bima justru banyak. Bahkan saat ia menyelam ada jenis ikan yang belum diberi nama, karena belum terindentifikasi dunia.
“Itu adanya sepanjang teluk Bima, termasuk di Bonto dan Soromandi. Seperit kepiting yang sangat langka, yang juga dicari oleh para diving dunia, ada di Teluk Bima,” terangnya.
Keindahan alam bawah laut Teluk Bima ini kata dia, jika dikelola dengan baik maka akan menjadi aset berharga dan punya nilai tinggi. Jika saja pemerintah bisa melirik dan mengembangkannya, akan menjadi investasi berharga di masa yang akan datang.
“Ini wisata mahal. Tapi kalau kita ngomong wisata ini, harus ada sarana pendukung, seperti kapal dan sejumlah peralatan diving,” kata pria yang instruktur Diving yang memiliki lisensi menyelam dari PADI Australia tersebut.
Bambang mengakui, sejak 2 tahun lalu dia memang melirik Teluk Bima untuk dikembangkan menjadi wisata laut yang digandrungi penyelam dunia. Jika pemerintah menginginkan dirinya melakukan itu, ia pun menyatakan kesediaannya.
“Luar biasa ini, makanya kalau pemerintah mau, langkah awal yang dilakukan yakni sarana dan prasarana, memperkuat SDM. Kalau itu sudah ada, lama-kelamaan saya yakin akan banyak tamu dan insvestor yang masuk,” tuturnya.
Seperti di Bonto sambungnya, sudah ada Jetty milik Wakil Walikota Bima sebagai syarat masuk kapal. Jetty tersebut akan menjadi titik koordinat untuk semua aktivitas kapal.
Di lokasi Jetty tersebut tinggal disediakan mooring yang berbentuk beton, untuk memudahkan aktivitas kapal, agar tidak angkat naik turun jangkar. “Pulau Lembeh di Kabupaten Bitung itu destinasi terbaik di dunia, tapi saya melihatnya juga hampir sama dengan Teluk Bima. Hanya saja di kita masih kekurangan fasilitas,” ujarnya. (GA. 212*)