Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Ir H Mohammad Rum,
Mataram, Garda
Asakota.-
Meski Provinsi NTB menjadi salah satu daerah di Indonesia
yang dihantam ‘badai’ Corona Virus Desease 2019 atau Covid19, namun tidak
membuat masyarakat dan jajaran Pemerintah nya harus patah arang dalam membangun
kembali geliat perekonomian dan investasi.
Dengan potensi kekayaan sumber daya alam (SDM) dan sumber
daya manusia (SDM) di NTB yang melimpah ruah, sejumlah pemilik modal atau investor
yang berada di Luar Negeri, mengaku sangat tertarik untuk membangun usaha dan
investasi di NTB.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Provinsi NTB, Ir H Mohammad Rum, menjelaskan pihak DPMPTSP pada 21
Juni 2020 lalu telah melakukan pembicaraan secara virtual dengan pengusaha
warga negara Amerika Serikat (AS) berdarah India yang bernama Raj Tari dan
mengungkapkan keinginannya untuk menanamkan investasinya di NTB.
“Pengusaha asal AS ini mengaku sangat dekat dengan Presiden
AS, Donald Trump, dan kami sangat berharap mereka bisa menanamkan investasinya
di kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora atau disingkat SAMOTA,” jelas H
Mohammad Rum kepada sejumlah wartawan belum lama ini.
Dalam pembicaraan virtual dengan Raj Tari, Kadis DPMPTSP NTB mengaku pengusaha asal AS itu mengaku akan memanfaatkan potensi SDM lokal untuk memback up investasi yang direncanakannya akan dilakukan dalam multi usaha tersebut.
“Ini suatu komitmen yang sangat luar biasa dan sangat kami
apresiasi. Minat pengusaha asal AS ini adalah pada bidang perikanan,
pariwisata, termasuk keinginannya adalah pada bidang membangun pabrik minyak
kayu putih di kawasan Tambora,” ungkap H Mohammad Rum.
Untuk menindaklanjuti pembicaraan investasi dengan Raj Tari
ini, H Mohammad Rum mengatakan dalam waktu dekat paska pandemic Covid19 ini,
pengusaha asal AS ini berencana akan datang ke NTB.
“Mudah-mudahan setelah selesai Covid19 ini, mereka bisa berada di NTB. Moga saja dalam tahun ini bisa langsung dilakukan penjajakan,” cetusnya dengan nada optimis. (GA. Im*).