Mataram, Garda Asakota.-
Pemerintah Provinsi NTB menyambut hangat kunjungan kerja DPRD Sulawesi Selatan ke NTB. Mewakili Gubernur NTB, rombongan kunker DPRD Sulsel tersebut disambut oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda NTB, Dr. H. Lalu Syafi'i, MM bertempat di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Selasa, 6 Oktober 2020.
"Selamat datang di NTB pak Wakil DPRD Sulsel beserta rombongan yang sudah seperti menyambut keluarga sendiri," ucap Syafi'i.
Ia berharap seluruh rombongan DPRD Sulsel yang akan berada di NTB selama dua hari kedepan dapat nyaman dan melaksanakan agendanya dengan lancar. Silaturahim yang baik kemudian diharapkan dapat terus terjalin antara NTB dengan Sulawesi Selatan.
"Semoga informasi-informasi yang didapatkan selama disini, dapat tersampaikan dengan efektif," harapnya.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dan penuh kekeluargaan dari Pemprov NTB. "Tentu ini menjadi sebuah catatan penting bagi kami bahwa hubungan antara NTB dan Sulawesi Selatan adalah hubungan yang dari zaman dulu sampai sekarang terus terbina dengan baik," tuturnya.
Syaharuddin Alrif kemudian menyampaikan tujuan dari kunker DPRD Sulsel kali ini. Ada beberapa hal yang menjadi fokus kunjungan, salah satunya membahas dan diskusi terkait Perda Provinsi NTB No. 3 Tahun 2015 tentang Penanaman Modal yang didalamnya mengatur tentang pemberian insentif dan kemudahan investasi.
Saat ini, Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2019 tentang pemberian insentif dan kemudahan investasi. Isi dan semangat Perda ini juga tak jauh berbeda juga dengan yang ada pada Perda No. 3 Tahun 2015.
"Oleh karena itu, kami mau mendengar penjelasan dan menerima masukan sejauh mana efektifitas Perda Insentif di NTB berjalan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Ir. H. M. Rum, MT memaparkan berbagai prioritas investasi unggulan di NTB. Berbagai investasi unggulan itu antara lain, KEK Mandalika, Global Hub, Geopark Rinjani, Kawasan Industri Sumbawa Barat (Smelter), SAMOTA (Saleh, Moyo dan Tambora), SAKOSA (Sangiang, Komodo dan Sape), Kawasan Pertambangan Sumbawa Timur, Kawasan Pengembangan Wisata Religi dan KEK Tanjung Santong.
Selain itu, Ia juga menyebut dengan kehadiran Perda telah mulai membantu keberlangsungan dan kemudahan investasi di NTB. "Perda ini dilakukan berdasarkan prinsip, kepastian hukum, kesetaraan, transparansi, akuntabilitas, efektif dan juga efisien," jelasnya. (red*)