Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Tekad dan obsesi Petahana memajukan daerah bukan pepesan kosong. Banyak hal yang telah dibuktikan selama periode kemimpinan meskipun pada sisi yang lain masih ada yang belum ditunaikan karena terhambat oleh keterbatasan postur APBD.
Postur APBD yang relatif kecil berdasarkan populasi jumlah penduduk bukanlah alasan bagi Kabupaten Bima untuk tidak maju dan sejahtera baik dari sisi moral, mental, pengetahuan dan tegaknya akhlak sosial dalam kehidupan bersama.
Peran pemerintah daerah adalah pusat fasilitator untuk memenuhi dan mewujudkan agenda rakyat secara bertahap dan berkelanjutan.
"Dukungan masyarakat yang selaras dengan asas-asas penyelenggaraan pemerintah yang baik sesuai dengan jalur hukum harus menjadi agenda dan amanah bersama untuk memajukan Kabupaten Bima yang jauh lebih baik lagi," tutur calon Petahana di Pilkada Kabupaten Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, dalam beberapa kesempatan terjun ke masyarakat.
Umi Dinda yang dikenal "ramah dan elegan" ini, mengungkapkan bahwa pada periode pertama telah mengukir sukses story menyelesaikan pembangunan kantor Kabupaten Bima sebagai pusat pemerintahan, disusul pembangunan kantor-kantor Dinas yang berpusat di Kecamatan Woha sekaligus sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bima.
Tidak hanya itu, sukses strory yang lain bagi petahana yakni membangun Puskesmas megah sebagai pusat perpanjangan tangan pelayanan kesehatan yang tersebar di berbagai kecamatan-kecamatan.
Menjelang akhir kepemimpinannya, Umi Dinda atas nama pemerintah daerah dan rakyat Bima telah menganggarkan pembangunan Masjid Raya yang berpusat di area pemerintahan Kabupaten Bima dengan anggaran APBD ratusan milyar. Suatu torehan prestasi gemilang bagi pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Umi Dinda.
Pada tahun 2019, pemerintah pusat melalui Kementerian PDT, mengumumkan status Kabupaten Bima dibawah kepemimpinan Umi Dinda "berhasil keluar sebagai daerah tertinggal".
Sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Wilayah, Umi Dinda merefleksikan keharuannya menyambut gembira hengkangnya Kabupaten Bima dari daftar daerah tertinggal ketika Umi Dinda menyampaikan pidato yang apik saat pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten di Kecamatan Langgudu tahun 2019.
Obsesi Umi Dinda kembali maju dalam pilkada Kabupaten Bima 2020 bersama, Drs H. Dahlan M Noer, bukan semata-mata berhasrat berkuasa sebagaimana nyinyiran sebagian orang. Tetapi lebih besar karena dorongan moral dan itikad baik untuk melanjutkan agenda pembangunan demi rakyat dan keberlangsungan kabupaten Bima.
Dalam konteks itulah, Umi Dinda ingin menorehkan lukisan moral jangka panjang untuk membenahi "masjid-masjid di 191 Desa" dengan "memasang fasilitas AC demi kenyamanan masyarakat memakmurkan masjid-masjid".
Pembenahan masjid sebagai pusat ibadah masyarakat harus menjadi obsesi luhur sebagai peta jalan pengabdian yang diyakini bisa merenormalisasi watak dan tabeat asli orang bima yang sarat dengan kebaikan dan gotong royong. Pinta Umi Dinda yang dikenal luas ramah dan lembut dalam bersikap dan bertutur.
Pembenahan Masjid harus menjadi titik pusat kebangkitan dunia pendidikan disegala bidang. Sebab tanpa pilar moral yang berbasis pada agama maka sektor pendidikan tak ubahnya seperti orang menanam di atas lahan kering tanpa pengairan.
Demikian tutur Umi Dinda di sela-sela kesibukan menyapa ratusan rakyat Bima yang terus mendoakannya untuk kembali terpilih dalam Pilkada 9 Desember 2020 nantinya. (GA. 212*)