Kota Bima, Garda Asakota.-
Sejumlah warga di kawasan Puncak Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima dibuat geger dengan kematian satu ekor Sapi yang tidak wajar dan hilangnya dua ekor Sapi lainnya di kawasan tersebut. Kejadian baru ini diketahui warga Kamis pagi (29/10) oleh warga di kawasan Puncak Jatiwangi.
"Ternak Sapi yang saya rawat dan besarkan dengan peluh keringat, pagi tadi ditemukan mati terkapar di sebuah ladang," ungkap seorang warga yang juga peladang puncak Jatiwangi, Parlan (48 tahun) kepada Garda Asakota.
Ia menduga Sapinya itu sebelum mati di beri makan potas atau nate oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tentu saja peristiwa ini membuat gempar para petani peladang yang berada di sekitar lokasi karena kejadian kematian ternak secara tidak wajar ini baru pertama kali terjadi.
"Tentu saja saya merasa terpukul dan kehilangan atas kejadian ini karena dugaan saya, ternak mati dengan tidak wajar karena di nate atau potas. Tapi tidak sempat disembelih oleh kawanan pencuri," ucap Parlan yang harus kehilangan ternaknya yang diperkirakan seharga Rp8 jutaan itu.
Lebih mirisnya lagi ternyata selain seekor Sapi yang di temukan mati, dilaporkan juga ada 2 ekor Sapi milik warga yang diduga dicuri, sebagaimana disampaikan oleh pemilik Sapi, Abakar Hasu (65 tahun).
"Dua ekor Sapi milik saya sudah tidak ada lagi di kandangnya padahalkan kemarin sore ada saat saya kandangi," herannya.
Para peladang menduga peristiwa ini akibat ulah kawanan pencuri, apalagi kasus pencurian ternak ini pernah juga terjadi di puncak Jatiwangi. "Saya menduga ini kasus pencurian, sebab kalau terlepas pasti bisa dengan mudah saya temukan.
Tapi setelah saya sisir di seluruh lokasi tempat dia biasa bermain itu tidak ditemukan, makanya saya menduga bahwa dua ekor Sapi saya dicuri," duganya.
Menyikapi kejadian ini Lurah Jatiwangi, Jumardin, S. Sos, kepada Garda Asakota mengaku akan segera meninjau lokasi kejadian bersama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas Kelurahan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
"In Shaa Allah kita akan cek lapangan untuk pastikan kronologis kejadiannya untuk kemudian menentukan langkah langkah apa yang harus di lakukan untuk mengatasi persoalan ini," pungkas Lurah. (GA. 003*)