Lombok Timur, Garda Asakota.-
Provinsi NTB kembali menunjukkan keseriusannya memajukan
pariwisata yang sempat terhambat diakibatkan pandemi Covid-19. Salah satunya,
pariwisata Rinjani yang semenjak tanggal 7 Desember lalu menggelar Festival
Geopark Rinjani.
Selanjutnya Gubernur NTB,
Dr. H. Zulkieflimansyah melakukan Deklarasi Rinjani dan Soft launching jalur
pendakian dan jalur sepeda wisataTetebatu sebagai tindak lanjut kegiatan
sosialisasi kebijakan pemulihan ekosistem di tingkat tapak (Piagam Rinjani)
serta dalam rangka mendukung pelaksanaan Festival Geopark Rinjani Tahun 2020
Balai TN Gunung Rinjani. Kegiatan berlangsung di Ulem-ulem, Desa Tetebatu,
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Minggu, 13 Desember 2020.
Dalam sambutannya,
Gubernur mengajak seluruh pihak agar bersama-sama merawat dan menjaga
kelestarian Rinjani. Bang Zul sapaan akrabnya, berpesan agar memperlakukan
Rinjani layaknya makhluk hidup.
“Ketika kita memaknai
bahwa Rinjani adalah sesuatu yang hidup, akan ada kesadaran bahwa dia akan
lahir, dia akan tumbuh, dia akan sakit, dan ketika dia sakit harus dirawat dan
kalau tidak hati-hati dia akan mati,” pesan Bang Zul.
Selain itu, NTB yang akan
menjadi tuan rumah berbagai event nasional dan internasional mengharuskan semua
pihak menyiapkan diri dari sekarang. Kebersihan kemudian menjadi hal yang
pertama kami disoroti oleh Bang Zul.
Ia menyebut, keindahan
alam NTB kerap dinodai oleh banyaknya sampah, padahal tempat tersebut merupakan
destinasi wisata. Kemudian kondisi toilet yang dinilai kurang mendapat perhatian
serius dari masyarakat. Menyikapi ini, Ia menyerukan kepada seluruh masyarakat
agar bersama-sama menjaga kebersihan daerahnya.
“Oleh karena itu, ini jadi
tanggung jawab utama, bahwa toilet dan sampah adalah tanggung jawab serius yang
harus kita benahi dan ini mudah-mudahan menjadi komitmen untuk menambah poin
dalam Deklarasi Rinjani kita,” terangnya.
Selain Mandalika Lombok
Tengah yang akan menjadi poros berbagai perhelatan akbar mendatang,
daerah-daerah lainnya diharapkan Bang Zul dapat mendukung serta mempersiapkan
diri menyambut lonjakan pengunjung ke NTB kedepannya.
“Saya kira Lombok Timur
punya banyak alternatif yang memungkinkan orang menengok untuk datang ke tempat
kita,” tutur Bang Zul.
Sementara itu, Asisten I
Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Lombok Timur, Muhsin yang mewakili
Bupati Lombok Timur mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak
yang telah berhasil menyukseskan berlangsungnya kegiatan hari ini. Ia
mengatakan bahwa hal ini sebagai salah satu bentuk Pemkab Lombok Timur yang
terus berupaya menjalin sinergi dengan pemerintah, baik di pusat maupun
provinsi.
“Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur terus-menerus melanjutkan ikhtiar dalam rangka mendukung
Pemerintah Pusat maupun di tingkat Provinsi,” jelasnya.
Muhsin kemudian
menyampaikan bahwa Pemkab Lotim mempunyai tiga hal yang menjadi fokus untuk
diwujudkan. Tiga hal yang dimaksud yakni, jalan mulus sepanjang jalan, air
mengalir sepanjang tahun dan listrik menyala sepanjang hari.
Dalam momen Deklarasi
Rinjani ini, Ia fokus pada poin kedua yaitu air mengalir sepanjang tahun. Ia
menyebut hal ini akan sulit diwujudkan apabila sinergi dari berbagai penunjang
tidak berjalan dengan baik.
“Rinjani diyakini memiliki
spiritual values, maka sejalan dengan agenda hari ini dalam rangka Deklarasi
Rinjani yang mengedepankan, yang memperkuat “Tri Kaya Atmaja Nirah” yaitu Tiga
Pusat Kekayaan Terbesar yaitu kawasan Rinjani menjadi sumber inspirasi, simbol
persatuan dan kesatuan dan juga simbol keharmonisan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dedy Asriady menerangkan jika kegiatan
kali ini merupakan wujud kerjasama dan sinergi TNGR, Pemprov, Pemkab Lombok
Timur hingga Pokdarwis dan masyarakat Tetebatu.
“Kegiatan ini adalah wujud
real kolaborasi antara Geopark Rinjani Lombok bersama Taman Nasional Gunung
Rinjani dan yang terakhir, yang paling keren adalah acara ini terjadi berkat
kerjasama Pokdarwis dan masyarakat Desa Tetebatu,” ungkapnya.
Dedy kemudian menyebut
alasan Tetebatu dipilih sebagai lokasi berlangsungnya kegiatan, salah satunya
Tetebatu merupakan Desa Wisata Tertua yang ada di Pulau Lombok. Untuk itu, Ia
berharap Tetebatu dapat terus eksis dan maju dalam mengembangkan pariwisatanya.
Begitu juga dengan
Rinjani, Ia berharap seluruh pihak kompak dalam merawat kekayaan alam yang satu
ini. Menurutnya, Rinjani adalah episentrum seluruh sendi-sendi kehidupan.
“Rinjani dianggap oleh
masyarakat Lombok adalah pusat air, pusat budaya masyarakat lingkar Lombok,
sumber kekayaan biodiversity. Sehingga, saya meyakini bahwa menjaga Rinjani
adalah menjaga peradaban Lombok,” pungkasnya. (red/Hc*)