Mataram, Garda Asakota.-
Prihatin dengan nasib empat (4) orang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang
ditahan oleh Kejari Lombok Tengah dan nasib anak balitanya yang ikut disusui
dibalik jeruji besi, Yayasan H Bambang Kristiono (HBK) PEDULI kemudian bergerak
dengan melakukan pemberian bantuan trauma healing terhadap semua anak-anak IRT tersebut.
Ketua Yayasan HBK PEDULI, Hj. Dian HBK, mengatakan bahwa kebutuhan
gizi dan kondisi kesehatan anak-anak empat IRT yang akan menjadi
prioritas perhatiannya.
"Saya
berharap, pemberian bantuan makanan tambahan pendamping ASI ini akan bermanfaat
bagi kedua Balita yang ikut kedua ibunya ke penjara maupun anak-anak keempat
IRT lainnya yang tinggal di rumah", kata Hj. Dian HBK pada saat dihubungi
dari Mataram, Senin , 22 Februari 2021.
Ia mengatakan,
saat kondisi pandemi Covid19 ini masih berlangsung, kedua Balita dan ibu-ibunya
membutuhkan imun yang baik untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Apalagi, anak-anak
Balita ini termasuk kelompok yang sangat rentan terhadap serangan penyakit.
"HBK
PEDULI akan mendorong dan mendampingi kedua Balita untuk tetap tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak yang sehat. Imunnya tinggi, gizinya terjaga, serta
tetap kuat dalam suasana pandemi COVID-19," ujarnya.
Yayasan HBK
PEDULI yang beralamat di Jalan Bukit Loco, Senggigi, Kec. Batulayar, Kab.
Lombok Barat, juga akan mengirimkan Tim untuk memberikan bantuan terhadap
anak-anak dari para IRT tersebut.
Tim HBK PEDULI
datang ke rumah-rumah keluarga IRT yang sedang menghadapi masalah hukum
diwakili Penasehat HBK PEDULI Kab. Lombok Tengah, Lalu Wirajaya, Koordinator
HBK PEDULI Kab. Lombok Tengah, Taufiq Syamsuri serta Ketua Tim Media HBK
PEDULI, Abdul Rajab.
Hj. Dian HBK
yang dikenal peduli terhadap anak-anak dan masyarakat kecil ini mengatakan akan
memberikan bantuan berupa makanan pendamping air susu ibu (MP ASI), mainan
anak-anak, paket-paket sembako, hingga bantuan dana tunai.
"Bantuan
yang akan diberikan berupa makanan MP ASI, mainan anak-anak, paket2 sembako,
serta bantuan dana cash ala kadarnya," tuturnya.
Dikabarkan,
seorang anak dari IRT yang ditahan saat ini sedang menderita sesak napas dan
lumpuh. Ia dirawat ayahnya di rumah, karena ibunya telah sejak Selasa kemarin
ditahan. HBK PEDULI juga akan mengirimkan bantuan medis untuk memeriksa, mengobati,
dan sekaligus merawat kesehatan anak-anak dari para IRT tersebut.
"Saya
mendengar kabar ada anak IRT yang kondisinya sakit dan cukup parah, yang sedang
dirawat di rumahnya. Kami akan segera mengirimkan tim medis untuk mengecek dan
merawat kesehatan anak tersebut, dan akan memberikan pengobatan terhadap
keluhan-keluhannya," ujar Hj. Dian HBK.
Sementara pak
HBK saat dihubungi mengatakan bahwa Ia lebih konsen terhadap trauma healing
kepada anak-anak IRT yang ditahan. HBK mengatakan bahwa dari sisi hukum, telah
banyak teman-teman yang turun melakukan pendampingan, sehingga HBK PEDULI akan
berbagi tugas dan diarahkan untuk menangani gizi dan kesehatan anak-anak dari
para IRT tersebut.
"Pendampingan
dan pembelaan secara hukum, saya lihat sudah banyak teman-teman yang terlibat.
Saya merasa sangat bangga melihat empati teman-teman dalam menyikapi persoalan
ini. Kita berbagi tugas saja, dan saya kira bergotong-royong seperti ini akan
saling meringankan dan in syaa Allah HBK PEDULI akan saya arahkan kepada
kegiatan trauma healing dan merawat gizi anak-anak yang orang tuanya sedang
menghadapi tuntutan hukum," urai Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Dapil
NTB-2/P. Lombok ini.
"Fokus
saya dan HBK PEDULI sekarang ini adalah pada kondisi kedua Balita yang telah
ikut kedua ibunya masuk dan ditahan di penjara, juga dengan anak-anak IRT
lainnya yang berada di rumah," imbuh pria yang dijuluki sebagai
Samurainya Prabowo ini.
Sementara,
Penasehat HBK PEDULI Kab. Lombok Tengah, Lalu Wirajaya mengatakan, begitu mendengar
kabar kasus tersebut, HBK dan istri langsung memintanya untuk turun langsung
dan melaksanakan aksi nyata untuk membantu anak-anak IRT, yang orang tuanya
sedang dirundung masalah tersebut.
"Saya
datang bersama teman-teman HBK PEDULI Kab. Lombok Tengah mewakili ibu Hj. Dian
HBK, selaku Ketua Yayasan HBK PEDULI. Beliau sangat konsen dengan kondisi
kedua Balita yang telah ikut kedua ibunya masuk ke penjara," ujarnya.
Dia berharap
agar anak-anak para IRT yang sedang kena musibah ini tetap sehat dan pertumbuhannya
tidak terganggu, bahkan bisa lebih baik lagi, meskipun pada saat ini ibu-ibu
mereka sedang menghadapi tuntutan hukum.
"Mudah-mudahan,
dengan diberikannya bantuan ini, akan membuat kedua Balita juga anak-anak lain
dari para IRT yang terjerat hukum bisa kuat menghadapinya," pungkasnya.
Sebagaimana gencar diberitakan sebelumnya, empat ibu rumah tangga
(IRT) ditahan Kejari Praya lantaran melempar pabrik atau gudang pengolahan
tembakau UD. MAWAR, yang berlokasi di Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Kab.
Lombok Tengah.
Ironisnya, dua
dari empat IRT yang ditahan tersebut membawa Balita-balitanya dan menyusuinya
di balik jeruji penjara.
Keempat IRT
tersebut ditangkap dan ditahan atas tuduhan pengerusakan bangunan pabrik atau
gudang pengolahan tembakau. Padahal mereka hanya melakukan protes biasa karena
pemilik gudang tidak pernah mendengar aspirasi mereka.
Diduga banyak
anak-anak yang sakit akibat polusi dari gudang tersebut, sementara warga
sekitar sama sekali tidak ada yang dipekerjakan di pabrik pengolahan tembakau
tersebut.
Diketahui,
masing-masing IRT asal Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Kab. Lombok Tengah tersebut
adalah Nurul Hidayah (38), Martini (22), Fatimah (38) dan Hultiah (40). Mereka
merupakan warga Dusun Eat Nyiur yang diancam pasal 170 KUHP ayat (1) dengan
ancaman pidana lima sampai tujuh tahun kurungan penjara atas tuduhan
pengerusakan.
Alhamdulillah,
berkat dukungan dari berbagai pihak, keempat IRT tersebut kini ditangguhkan
penahanannya oleh PN Praya. (red*)