Genangan air diduga akibat buruknya drainase di Lingkungan Jatiwangi Asakota Kota Bima |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Warga masyarakat Lingkungan Jatiwangi meminta perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bima agar dapat memperhatikan kondisi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lingkungan Jatiwangi yang kondisinya saat sekarang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dijadikan TPU karena sudah penuh dan sudah saling tindih menindih.
Kondisi TPU Lingkungan Jatiwangi Asakota Kota Bima |
Warga berharap Pemkot Bima bisa membantu untuk membebaskan lahan baru bagi TPU di Lingkungan Jatiwangi. Kondisi TPU saat sekarang sudah penuh dan sudah tidak layak lagi untuk dijadikan TPU.
"Selain itu kondisi pagar TPU juga baru separuh saja yang dibangun sehingga kawanan hewan ternak bebas keluar masuk dan bahkan longsoran juga kerap terjadi. Oleh karenanya kami berharap agar Pemkot Bima bisa memberikan porsi perhatiannya bagi kami," harap salah seorang warga Lingkunga Jatiwangi, Jufrin Idris, kepada wartawan media ini, Sabtu 20 maret 2021.
Pihaknya juga berharap lembaga DPRD Kota Bima melalui perwakilan anggota Dewan yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Asakota dapat turut memperhatikan dan memperjuangkan anggaran pembebasan lahan untuk TPU.
"Kami juga sangat berharap Lembaga DPRD Kota Bima melalui perwakilan Dapil Asakota dapat menyuarakan dan memperjuangkan anggaran untuk pembebasan lahan TPU. Kasihan warga kan, kalau tidak ada TPU nya. Ini semestinya harus menjadi agenda priortas Dewan karena menyangkut hajatan besar yang sangat urgen bagi warga," tandas Jufrin.
Selain berharap adanya lahan TPU baru, warga Lingkungan Jatiwangi juga berharap agar Pemkot Bima dapat memperbaiki kondisi saluran drainase yang mampet sejak beberapa bulan lalu.
"Drainase ditempat kami sudah lama kondisinya mampet, sejak tahun 2020 lalu, air tidak bisa mengalir karena kerap tertutup tanah di ujung bronjong sungai Jatiwangi. Akibatnya air meluap dan menggenangi areal disekitar lokasi," keluh Ketua RW Lingkungan Jatiwangi, Hendrawan.
Pihaknya mengaku selaku Ketua RW bersama Lurah Jatiwangi dan warga melakukan gotong royong untuk membersihkan drainase tersebut.
"Namun, setelah kami melakukan gotong royong, beberapa hari kemudian air kembali mampet. Tidak mungkin juga kami tiap hari melakukan gotong royong. Butuh perencanaan dan solusi teknis dari Pemkot khususnya dinas terkait untuk mengatasi masalah ini. Makanya kami berharap agar Pemkot bisa sesegera mungkin mengatasi hal ini agar tidak berdampak pada kesehatan warga seperti munculnya wabah Demam Berdarah dan lainnya," pungkas Hendra. (GA. Im*)