Manager Pemasaran CV. Bimatama, Agus Rusmanto, saat diwawancara wartawan |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Manager Pemasaran CV. Bimatama, Agus Rusmanto, mengakui bahwa laporan terkait dengan tingginya harga gas elpiji 3 kg sudah acap kali diterima pihaknya dari elemen masyarakat.
Hal itu diakuinya menanggapi pernyataan aktivis muda yang juga tergabung dalam Laskar NTB, Imam Plur, terkait dengan adanya dugaan praktek penjualan LPG 3 kg bersubsidi yang dijual di atas harga HET.
Hanya saja, pihaknya belum bisa mengambil sikap tegas lantaran tidak adanya bukti kuat terhadap perilaku pangkalan maupun oknum pengecer yang seperti itu.
"Sulitnya kami sebagai agen penyalur mengetahui fakta kebenaran dari informasi pangkalan nakal ini, untuk itu kami mohon kerjasama semua pihak untuk memastikannya dengan bukti bukti yang valid sehingga kami bisa bersikap tegas bila perlu kita turun bersama Pemerintah," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (23/6).
Fenomena harga secara umum diketahui bahwa tidak ada satupun pangkalan seluruhnya baik di kabupaten maupun kota Bima hingga Dompu yang menjual harga sesuai HET yaitu radius 0 sampai 60 km senilai Rp15 ribu tetapi menjual antara Rp18 hingga Rp20 ribu dengan alasan salah satunya adalah biaya operasional tinggi. "Inilah alasan kenapa HET itu keluar dari ketentuan," terangnya.
Acap kali pihaknya sudah mengimbau kepada semua pangkalan untuk tidak mencoba mempermainkan harga yang dirasa sudah nyaman bagi masyarakat pengguna LPG 3 Kg yaitu antara harga Rp18 hingga Rp20 ribu.
"Bahkan kami sudah mengultimatum kalau sampai ditemukan, maka terpaksa kami hentikan penyaluran ke pangkalan nakal tersebut," tegasnya. (GA. 003*)