Kadispar Kobi saat menggelar rapat dengan para stafnya. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bima akan terus melakukan perbaikan sistem pengelolaan dan layanan di obyek wisata Lawata. Salah satu yang tengah dilakukan adalah dengan menerapkan Aplikasi QRIS (Quick Response) atau yang biasa disebut fasilitas pembayaran non tunai.
Metode pembayaran digital saat ini diakuinya tengah menjadi tren, seiring pesatnya perkembangan teknologi. Terlebih, kebanyakan masyarakat yang ingin praktis dan efisien saat melakukan pembayaran.
"In shaa Allah dalam waktu dekat ini, modernisasi menggunakan aplikasi QRIS ini tujuannya untuk perbaikan sistem pengelolaan wisata pantai Lawata," ujar Kadispar, M. Nasir, kepada wartawan Kamis (03/02/2022).
Sistem pengelolaan destinasi wisata Lawata saat ini diakui Nasir masih menggunakan sistem semi manual. Artinya terhadap parkir sudah berbasis sistem, tetapi proses pencatatan pengunjung masih menggunakan sistem tiket secara semi manual.
"Jadi harapan kami penggunaan Aplikasi QRIS ini, dapat segera dilakukan. Sehingga setiap orang atau pengunjung yang masuk di area wisata dapat dilayani secara lebih efisien.
Ini sekaligus untuk memaksimalkan penerimaan dan mengeliminir potensi kebocoran, penerimaan akan lebih mudah dikontrol dalam kas Daerah," ungkapnya.
Tak hanya itu, kata dia, mengenai persoalan kualitas pelayanan, saat ini pihaknya sedang mendorong sejumlah BUMN untuk membantu melalui dana CSR. Paling tidak untuk dukungan seragam, serta sejumlah fasilitas untuk menyenangkan pengunjung.
"Salah satu BUMN yang lagi kencang mendorong kerja sama selain Bank NTB, yakni Bank BNI Cabang Bima," akunya.
Saat inipun rencananya, kata Nasir, untuk menambah fasilitas wisata Lawata, terutama sekali mengenai areal. Karena Lawata saat ini terlihat keterbatasan areal. Maka nantinya pengelolaan lawata perlu diparalelkan pengelola-pengelola lainnya.
"Sehingga nantinya akan ada tawaran-tawaran yang dibuatkan dalam bentuk paket-paket wisata tambahan menuju destinasi wisata yang berkualitas," katanya seraya menambahkan bahwa target untuk pendapatan PAD wisata tahun 2022 yakni sebesar Rp1,5 Milyar. "Angka itu, bukan hanya di Lawata saja, akan tetapi termasuk wisata Kolo," tambahnya. (GA. 355*)