Anggota Komisi II DPRD NTB, Akhdiansyah. |
Mataram, Garda Asakota.-
Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB, Akhdiansyah, meminta Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan agar segera bergerak cepat melakukan langkah pencegahan dengan melokalisir penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang ditengarai menyerang ratusan hewan ternak sapi yang berada di wilayah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
"Kami minta Pemprov NTB harus turun tangan segera mengatasi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Loteng. Ini agar peternak tidak merugi. Utamanya, umat Islam yang akan melaksanakan Hari Raya Idul Adha atau yang lazim dikenal dengan Idul Qurban merasa aman dan enggak was-was," tegas Anggota Komisi II DPRD NTB, Akhdiansyah pada wartawan, belum lama ini.
Kendati Provinsi NTB, menurutnya, belum ditetapkan Kementerian Pertanian masuk pada enam daerah dilanda wabah penyakit PMK. Namun, kata pria yang akrab disapa Guru To'i ini, chek list lapangan dengan melakukan lokalisir penyebaran virus penyakit PMK agar tidak bertambah luas ke wilayah lainnya harus dilakukan.
Hal ini adalah upaya mengantisipasi potensi kerugian peternak yang lebih luas. "Intinya, jangan sampai hewan ternak sehat yang tidak terkena PMK tidak bisa dijual, karena Idul Adha adalah bulannya peternak itu bahagia, lantaran meraup untung setelah bertahun-tahun mereka menggembalakan hewan ternaknya," ujar Akhdiansyah yang juga karib disapa Yongki itu.
Anggota DPRD NTB yang berasal dari Dapil VI ini (Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima), mengaku, keberhasilan mendeteksi tersebut menentukan kebijakan pergerakan hewan ternak menjelang Idul Adha.Selain itu, ia mendesak segera dilakukan tindakan penguncian wilayah terpapar wabah PMK guna membatasi pergerakan hewan. Salah satunya, di sebagian wilayah Kabupaten Loteng.
"Bila perlu setelah dilakukan pendataan, maka kegiatan vaksinasi gratis untuk membatasi penyebaran penyakit dan gunakan vaksin buatan dalam negeri harus dilakukan secepatnya," ucap Yongki.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah (Loteng) telah menerima hasil sampel yang dikirim ke Laboratorium di Denpasar. Hasilnya ratusan ternak di Loteng positif PMK.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Loteng, Lalu Taufikurahman yang dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya, membenarkan hal itu. Menurut dia, penyebaran virus PMK ini mulai meluas hingga di dua kecamatan.
Sebab, sebelumnya hanya di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor. Kini, telah bertambah menjadi 150 ekor di Desa Puyung dan Desa Barejulat, Kecamatan Jonggat.
"Gejala yang dialami itu hampir sama, secara populasi ternak sapi itu suspek PMK," ujar Taufikurahman kepada wartawan.
Ia mengaku, dengan adanya kejadian itu, pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran virus PMK ke hewan lainnya. "Sapi yang terkena PMK kita isolasi secara kelompok," tegas Taufikurahman.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan adanya wabah penyakit ternak yang mulai menyerang puluhan sapi di Lombok Tengah. Sehingga ,penyebaran virus PMK itu tidak meluas ke kecamatan lainnya.
"Kita juga akan memperketat akses keluar masuk ternak sapi di Lombok Tengah untuk mencegah penyebaran virus PMK tersebut," kata Taufikurahman.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah menetapkan enam daerah dilanda wabah PMK pada hewan ternak. Sebanyak empat daerah di Provinsi Jawa Timur yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto, sedangkan dua daerah lagi di Provinsi Aceh yaitu Aceh Tamiang dan Aceh Timur.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan saat ini pemerintah tengah berupaya menghadirkan vaksin untuk menekan penyebaran dan penularan PMK tersebut. (GA. Ese*)