Ketua KPU NTB, Muhammad Khuwailid (tengah), Ketua Bawaslu NTB, Itratip (kiri) dan Kabinda NTB saat berada di acara 'Ngopi' KPU NTB, Rabu 07 Februari 2024 di Mataram. |
Mataram,
Garda Asakota.-
Hari ‘H’
pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung
hari lagi.
Berbagai
dinamika politik selama tahapan pelaksanaan Pemilu 2024 mencuat dan terkristal
dalam ruang kehidupan publik.
“Kristalisasi
dari berbagai ekspresi publik dalam berbagai ruang itu harus kita urai dengan perbanyak
‘Ngopi’ bareng karena Pemilu ini pada prinsipnya harus dihadapi dengan riang
gembira. Bukan dengan relasi yang penuh ketegangan,” kata Ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Khuwailid,
saat membuka acara “Ngopi” atau Ngobrol Pemilu yang bertemakan “Kesiapan Jelang
hari H Pemungutan Suara Pemilu 2024” yang digelar di Anglo Cafe dan Resto Kota
Mataram, Rabu 07 Februari 2024.
Seluruh
stakeholder utama penyelenggaraan Pemilu seperti KPU dan Bawaslu, menurutnya
juga spiritnya menghadapi pemilu adalah dengan riang dan gembira.
“Jadi
pesan spiritnya itu kita ingin menghadapi Pemilu dengan riang dan gembira tanpa
mengurangi pentingnya substansi kita dalam melaksanakan pemilu,” kata pria yang
pernah memimpin Bawaslu NTB ini.
Peletakan
nilai filosofis pemilu secara sederhana merupakan peletakan dari seluruh kedaulatan
rakyat.
“Peran
serta partisipasi masyarakat yang harus digalang sehingga partisipasinya
betul-betul masuk dalam partisipasi yang substansi bukan pada partisipasi yang
sifatnya transaksional,” ujarnya.
Menurutnya,
KPU NTB sudah memulai tahapan pelaksanaan Pemilu 2024 sudah dari sejak 20 bulan
lalu.
“Dan
sampai dengan H-6, KPU NTB bersama dengan KPU Kabupaten dan Kota sudah
melakukan evaluasi terkait dengan keterpenuhan logistik. Dan alhamdulillah,
kita di NTB, seluruh logistik sudah siap dan dalam posisi siap didistribusikan
ke 16 ribu sekian TPS” tegas Khuwailid.
Kesiapan
distribusi logistik merupakan salah satu indikasi kesiapan KPU NTB dalam menyiapkan
pelaksanaan pemilu 2024.
“Termasuk
kami juga telah mengantisipasi kesiapan anggaran untuk penyelenggara kita di
bidang ad hock. Sehingga jangan sampai nanti pada saat mau membangun TPS anggaran
belum siap. Nah jadi itu sudah kita siapkan. Hari ini KPU Kabupaten dan Kota
mulai melakukan pergeseran anggaran kepada PPK dan PPS. Sehingga H-1 teman-teman
KPPS sudah siap membangun TPS,” terangnya.
Dengan
Daftar Pemilih Tetap (DPT) NTB sebanyak 3,9 juta sekian pemilih terbagi kedalam
beberapa varian seperti ada sekitar 12 ribu sekian pemilih merupakan pemilih
pindah yang masuk ke NTB. Dari angka 12 ribu itu sekitar 7.080 pindah antar
kabupaten, antar Kecamatan di NTB. Sisanya merupakan pindah dari 38 Provinsi
yang masuk ke NTB.
Sementara
pemilih NTB yang pindah keluar NTB sekitar 13 ribu sehingga selisihnya sekitar seribuan
pemilih.
“Setiap
DPTb itu akan ditentukan clusternya apakah pindah antar provinsi, pindah satu
provinsi beda dapil, hal itu akan mempengaruhi jumlah surat suara yang akan
diterima,” jelasnya.
Dan
sampai hari ini, masih banyak orang yang mau pindah atau menggunakan hak pilihnya
dalam DPTb, tapi didalam regulasi diatur H-30 orang bisa mengurus pindah
memilih.
“Tapi
dalam putusan MK, orang yang pindah karena melaksanakan tugas bisa mengurus
administrasinya paling lambat H-7. Maka KPU mengatur dalam satu kebijakan ada
empat kategori orang bisa masuk ke H-7 itu pertama orang yang melakukan rawat
inap, orang yang menjalani tahanan, orang yang mengalami bencana, dan orang
yang melaksanakan tugas dengan dibuktikan surat tugas,” terangnya.
Hadir
dalam acara “Ngopi” bersama KPU NTB yakni Ketua KPU NTB, Muhammad Khuwailid,
beserta anggota KPU NTB lainnya, Ketua Bawaslu NTB, Itratip, dan perwakilan
dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB. (GA. Ese*)