Anggota DPR RI dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, Johan Rosihan
Mataram, Garda
Asakota.-
Berdasarkan
informasi dari Bulog, pasokan beras impor sebanyak 1000 ton asal Vietnam akan
masuk Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui proses bongkar muat di
Pelabuhan Lembar.
Anggota DPR RI
dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, Johan Rosihan merasa prihatin dan khawatir tindakan
ini akan berdampak serius merugikan petani mengingat saat ini sedang panen
raya.
“Masuknya beras impor ke Pulau Sumbawa bakal
mencekik petani, hal ini akan mengganggu beban mental petani yang sedang
berusaha meningkatkan produksi beras” ujar Johan.
Johan mengingatkan
Bulog agar jangan sembarangan melakukan pasokan beras ke wilayah sentra
produksi beras nasional, menurutnya harus ada pertimbangan yang matang untuk
menjaga keberpihakan kepada petani yang
tengah menghadapi musim panen raya dan semua petani sedang dilanda kekhawatiran
jatuhnya harga gabah akibat pasokan beras impor ini.
Pemerintah harus
sadar bahwa pasokan beras impor ini akan mempengaruhi harga di tingkat petani,
untuk itu politisi PKS ini meminta pemerintah harus bertanggung jawab untuk
menjamin agar harga gabah di tingat petani tidak jatuh,
“Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap
semua kerugian yang dialami petani akibat dari pasokan beras impor ini” ucap
Johan.
Selain itu, lanjut
Johan, pemerintah harus menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) saat pasokan
beras impor tersebut masuk ke Pulau Sumbawa agar harga jual petani tidak jatuh
sehingga petani kita diharapkan dapat menikmati keuntungan pada saat panen raya
ini.
“Pemerintah harus
pastikan bahwa petani tidak boleh mengalami kerugian akibat pasokan beras impor
ini, kita harus memberi dukungan bagi semua petani untuk meningkatkan produksi
beras di kawasan sentra beras seperti di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini”
imbuh Johan.
Selanjutnya Johan
menilai agar Bulog jangan berdalih pasokan tersebut untuk kebutuhan bantuan
pangan, sebab menurutnya bantuan pangan untuk masyarakat haruslah
diprioritaskan bersumber dari hasil keringat petani di Sumbawa dan KSB sehingga
daerah sentra beras mampu berfungsi sebagai sumber utama pasokan beras di
wilayah tersebut.
”Sebagai contoh di Kabupaten Sumbawa sejak Bulan Januari 2024 sudah terealisasi 730 Hektar dan puncak panen raya April ini diprediksikan mencapai 15.450 hektar, apakah daerah surplus beras ini harus dirasuki lagi oleh pasokan impor, sungguh di luar nalar..!!” demikian tutup Johan Rosihan. (**)