Kota Bima, Garda Asakota.-
Begitu banyak program pemerintah yang diupayakan dalam konteks men¬ciptakan dan meningkatkan kesejahte¬raan masyarakat dalam melaksanakan proses pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat. Program pembangu¬nan peternakan di Kota Bima diarahkan pada peningkatan kontribusi dalam per¬baikan ekonomi masyarakat inilah yang perlu kita galakkan bersama, antara masyarakat sebagai aktor pelaksana, dan pemerintah sebagai fasilitator.
“Sehingga akan terbentuk kerjasama yang solid dan berkesinambungan yang pada akhirnya bermuara pada peningka¬tan kesejahteraan masyarakat dan mengu¬rangi angka pengangguran di Kota Bima.” Demikian yang diungkap¬kan oleh Wakil Walikota Bima, HA. Rahman H. Abidin, SE, dalam penca¬nangan Kegiatan Penyelamatan Sapi Betina Produktif tahun 2011, di Kelurahan Dodu pada Rabu (17/3).
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Ketua DRPD Kota Bima, Hj. Ferra Amelia, SE, MM., Sekretaris Daerah Kota Bima, Drs. H. Tajudin, para Asisten Setda, juga kepala Badan/Dinas/Kantor, Camat dan lurah di lingkup pemerintahan Kota Bima itu, Wawali menegaskan bahwa, peningka¬tan populasi sapi mempengaruhi pula peningkatan taraf kehidupan masya¬rakat dimana permintaan terhadap daging sapi dan situasi pasar yang baik menjadikan harga sapi mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat karena dinilai sebagai tabungan untuk petani dan peternak untuk membiayai sekolah, membeli kendaraan bermotor bahkan untuk menunaikan ibadah haji.
“Hal ini tidak hanya terhenti hanya sebatas meningkatkan produksi sapi betina tapi kemudian yang lebih penting bagaimana masyarakat kita dapat mengembangkan diri dan Kota Bima dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai target pemerintah yaitu Swasembada Daging pada tahun 2014. Ini merupakan awal yang baik, namun masih perlu untuk kita tingkatkan lagi hasil yang bisa dicapai dari program ini,” tegasnya, sebagai¬mana dilansir Kabag Humaspro, Lalu Sukarsana, S. IP.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Ir. Hj. Rini Indriati, menjelaskan bahwa dalam mendukung Program NTB Bumi Sejuta Sapi Tahun 2013, Pemkot Bima menga¬lokasikan anggaran Tahun 2011 sebesar Rp574.000.000 untuk pelaksanaan kegiatan pendukung seperti pengobatan dan pencegahan penyakit, pengawasan perdagangan ternak ke luar daerah, kegiatan inseminasi buatan (kawin suntik) serta untuk pengembangan sarana dan prasarana lainnya.
Oleh karena itu, program Penyela¬matan sapi betina produktif adalah kegiatan yang perlu mendapat perhatian semua pihak dalam upaya memperta¬hankan keberadaan populasi ternak sapi di Kota Bima. Bantuan ternak sampai dengan tahun 2011, telah tersalurkan sebanyak 7492 ekor dengan perincian Ternak Sapi sebanyak 802 ekor, Ternak Kambing 940 ekor dan Ternak Unggas (itik dan broiler) sebanyak 5750 ekor. Bantuan juga diberikan dalam bentuk peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembangunan peternakan seperti Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal, Pembuatan Embung, Bantuan Pembangunan Kandang dll.
Semua dana berasal dari beberapa sumber anggaran seperti Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.164.000.¬000, Dekonsentrasi sebesar Rp. 697.¬057.000, APBD Propinsi NTB sebesar Rp. 714.000.000 dan DAK Non DR Kota Bima sebesar Rp. 2.089.835.000.
Jumlah yang disebutkan diatas, dirasakan masih kurang dari yang diharapkan, dilihat dari jumlah kelompok tani ternak yang ada di Kota Bima sebanyak 140 (yang tercatat) sementara baru terakomodir sebanyak 36 kelom¬pok atau 26 persen, belum lagi dengan terus meningkatnya animo masyarakat untuk bertani ternak melalui wadah kelompok usaha bersama. Rangkaian Pencanangan Kegiatan Penyelamatan Sapi Betina Produktif tahun 2011ini diakhiri dengan peninjauan lokasi ternak secara langsung dan penyerahan ternak bantuan hasil revolving/pengembalian kepada penerima (peternak) baru se¬banyak 6 (enam) kelompok oleh Wakil Walikota yang didampingi oleh Ketua DRPRD Kota Bima. Adapun kelompok tani ternak yang melaksanakan revolving diantaranya adalah Diwu Monca, Bina Bersama, Oi Rau, Sandaka Supu, Harapan Makmur, Tani makmur dengan jumlah keseluruhan pengemba¬lian sebanyak 74 ekor. (GA. 212*)
Begitu banyak program pemerintah yang diupayakan dalam konteks men¬ciptakan dan meningkatkan kesejahte¬raan masyarakat dalam melaksanakan proses pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat. Program pembangu¬nan peternakan di Kota Bima diarahkan pada peningkatan kontribusi dalam per¬baikan ekonomi masyarakat inilah yang perlu kita galakkan bersama, antara masyarakat sebagai aktor pelaksana, dan pemerintah sebagai fasilitator.
“Sehingga akan terbentuk kerjasama yang solid dan berkesinambungan yang pada akhirnya bermuara pada peningka¬tan kesejahteraan masyarakat dan mengu¬rangi angka pengangguran di Kota Bima.” Demikian yang diungkap¬kan oleh Wakil Walikota Bima, HA. Rahman H. Abidin, SE, dalam penca¬nangan Kegiatan Penyelamatan Sapi Betina Produktif tahun 2011, di Kelurahan Dodu pada Rabu (17/3).
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Ketua DRPD Kota Bima, Hj. Ferra Amelia, SE, MM., Sekretaris Daerah Kota Bima, Drs. H. Tajudin, para Asisten Setda, juga kepala Badan/Dinas/Kantor, Camat dan lurah di lingkup pemerintahan Kota Bima itu, Wawali menegaskan bahwa, peningka¬tan populasi sapi mempengaruhi pula peningkatan taraf kehidupan masya¬rakat dimana permintaan terhadap daging sapi dan situasi pasar yang baik menjadikan harga sapi mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat karena dinilai sebagai tabungan untuk petani dan peternak untuk membiayai sekolah, membeli kendaraan bermotor bahkan untuk menunaikan ibadah haji.
“Hal ini tidak hanya terhenti hanya sebatas meningkatkan produksi sapi betina tapi kemudian yang lebih penting bagaimana masyarakat kita dapat mengembangkan diri dan Kota Bima dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai target pemerintah yaitu Swasembada Daging pada tahun 2014. Ini merupakan awal yang baik, namun masih perlu untuk kita tingkatkan lagi hasil yang bisa dicapai dari program ini,” tegasnya, sebagai¬mana dilansir Kabag Humaspro, Lalu Sukarsana, S. IP.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Ir. Hj. Rini Indriati, menjelaskan bahwa dalam mendukung Program NTB Bumi Sejuta Sapi Tahun 2013, Pemkot Bima menga¬lokasikan anggaran Tahun 2011 sebesar Rp574.000.000 untuk pelaksanaan kegiatan pendukung seperti pengobatan dan pencegahan penyakit, pengawasan perdagangan ternak ke luar daerah, kegiatan inseminasi buatan (kawin suntik) serta untuk pengembangan sarana dan prasarana lainnya.
Oleh karena itu, program Penyela¬matan sapi betina produktif adalah kegiatan yang perlu mendapat perhatian semua pihak dalam upaya memperta¬hankan keberadaan populasi ternak sapi di Kota Bima. Bantuan ternak sampai dengan tahun 2011, telah tersalurkan sebanyak 7492 ekor dengan perincian Ternak Sapi sebanyak 802 ekor, Ternak Kambing 940 ekor dan Ternak Unggas (itik dan broiler) sebanyak 5750 ekor. Bantuan juga diberikan dalam bentuk peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembangunan peternakan seperti Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal, Pembuatan Embung, Bantuan Pembangunan Kandang dll.
Semua dana berasal dari beberapa sumber anggaran seperti Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.164.000.¬000, Dekonsentrasi sebesar Rp. 697.¬057.000, APBD Propinsi NTB sebesar Rp. 714.000.000 dan DAK Non DR Kota Bima sebesar Rp. 2.089.835.000.
Jumlah yang disebutkan diatas, dirasakan masih kurang dari yang diharapkan, dilihat dari jumlah kelompok tani ternak yang ada di Kota Bima sebanyak 140 (yang tercatat) sementara baru terakomodir sebanyak 36 kelom¬pok atau 26 persen, belum lagi dengan terus meningkatnya animo masyarakat untuk bertani ternak melalui wadah kelompok usaha bersama. Rangkaian Pencanangan Kegiatan Penyelamatan Sapi Betina Produktif tahun 2011ini diakhiri dengan peninjauan lokasi ternak secara langsung dan penyerahan ternak bantuan hasil revolving/pengembalian kepada penerima (peternak) baru se¬banyak 6 (enam) kelompok oleh Wakil Walikota yang didampingi oleh Ketua DRPRD Kota Bima. Adapun kelompok tani ternak yang melaksanakan revolving diantaranya adalah Diwu Monca, Bina Bersama, Oi Rau, Sandaka Supu, Harapan Makmur, Tani makmur dengan jumlah keseluruhan pengemba¬lian sebanyak 74 ekor. (GA. 212*)