Kota Bima, Garda Asakota.-
Pemerintah Kota (Pemkot) Bima saat ini sedang menginventarisasi sumber mata air di kawasan pegunungan Kelurahan Lela Mase Kecamatan RasanaE Timur Kota Bima. Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mengantisipasi kekurangan air bersih setiap musim kemarau bagi wilayah sekitar yang mengalami kekeringan akibat kurang¬nya pasokan air. Bahkan Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, bergerak cepat untuk mencari sumber mata air alternative ter¬se¬but itu, agar kebutuhan air bersih dapat se¬gera dinikmati oleh warga masyarakatnya.
Makanya, pada Rabu lalu (25/4), Walikota Bima bersama rombongan dan sejumlah pimpinan SKPD terkait, memas¬tikan keberadaan mata air tersebut, meski¬pun dirinya harus mendaki gunung dengan jalan kaki sepanjang tujuh kilometer. “Inilah bentuk kepedulian Walikota Bima untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi kemaslahatan masyarakat Kota Bima,” ungkap Kabag Humaspro Kota Bima, Muhammad Hasyim S Sos, SH, M. Ec. Dev, kepada wartawan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, di puncak Lelamase, Walikota Bima melihat dari dekat tiga sumber mata air potensial sekaligus ingin mengetahui bagaimana kondisi debit airnya. Adapun tiga sumber mata air yang ditinjau langsung oleh Walikota Bima yakni mata air Karombo Mba’i, mata air Sori Rea, dan mata air Sori Wadu. “Untuk mencapai tiga sumber mata air yang berada di puncak gunung Lela Mase tersebut, Walikota harus berjalan kaki sepanjang tujuh kilometer,” akunya. Berdasarkan hasil survey Walikota Bima bersama SKPD terkait, diketahui bahwa ketiga sumber mata air tersebut bergabung pada satu muara. “Dan saat diukur oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH), debit airnya mencapai sekitar 40 liter perdetik,” jelas Hasyim. Usai melihat dari dekat kondisi mata air tersebut, pria yang kerap disapa Aji Qurais ini, mengungkapkan rencana pihaknya yang akan mengalirkan air dari tiga mata air tersebut melalui pipa ‘raksasa’ sepanjang tujuh kilometer. “Untuk pengerjaannya, akan dilakukan secara padat karya oleh warga setempat. Kita harapkan ketiga sum¬ber mata air itu nantinya dapat dimanfaat¬kan oleh warga setempat, baik untuk mengairi sawah maupun untuk kebutuhan air bersih. Karena debitnya cukup besar, air ini juga bisa dimanfaatkan bagi warga lain yang kekurangan air,” imbuhnya. Warga setempat yang juga Ketua Rt. 02 Kelurahan Lela Mase, M. Said, mengakui di wilayahnya terdapat tiga sumber mata air yang cukup besar. Oleh warga setempat, kata dia, mata air ini selain dimanfaatkan untuk mengairi persawahan, juga diman¬faat¬kan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sementara untuk dua sumber mata air Sori Wadu dan Sori Rea, telah dialirkan ke wilayah pemukiman warga melalui Pipa. “Air dari sumber itulah selama ini dipakai warga untuk kebutuhan sehari-hari,” akunya. (GA. 334*)
Pemerintah Kota (Pemkot) Bima saat ini sedang menginventarisasi sumber mata air di kawasan pegunungan Kelurahan Lela Mase Kecamatan RasanaE Timur Kota Bima. Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mengantisipasi kekurangan air bersih setiap musim kemarau bagi wilayah sekitar yang mengalami kekeringan akibat kurang¬nya pasokan air. Bahkan Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, bergerak cepat untuk mencari sumber mata air alternative ter¬se¬but itu, agar kebutuhan air bersih dapat se¬gera dinikmati oleh warga masyarakatnya.
Makanya, pada Rabu lalu (25/4), Walikota Bima bersama rombongan dan sejumlah pimpinan SKPD terkait, memas¬tikan keberadaan mata air tersebut, meski¬pun dirinya harus mendaki gunung dengan jalan kaki sepanjang tujuh kilometer. “Inilah bentuk kepedulian Walikota Bima untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi kemaslahatan masyarakat Kota Bima,” ungkap Kabag Humaspro Kota Bima, Muhammad Hasyim S Sos, SH, M. Ec. Dev, kepada wartawan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, di puncak Lelamase, Walikota Bima melihat dari dekat tiga sumber mata air potensial sekaligus ingin mengetahui bagaimana kondisi debit airnya. Adapun tiga sumber mata air yang ditinjau langsung oleh Walikota Bima yakni mata air Karombo Mba’i, mata air Sori Rea, dan mata air Sori Wadu. “Untuk mencapai tiga sumber mata air yang berada di puncak gunung Lela Mase tersebut, Walikota harus berjalan kaki sepanjang tujuh kilometer,” akunya. Berdasarkan hasil survey Walikota Bima bersama SKPD terkait, diketahui bahwa ketiga sumber mata air tersebut bergabung pada satu muara. “Dan saat diukur oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH), debit airnya mencapai sekitar 40 liter perdetik,” jelas Hasyim. Usai melihat dari dekat kondisi mata air tersebut, pria yang kerap disapa Aji Qurais ini, mengungkapkan rencana pihaknya yang akan mengalirkan air dari tiga mata air tersebut melalui pipa ‘raksasa’ sepanjang tujuh kilometer. “Untuk pengerjaannya, akan dilakukan secara padat karya oleh warga setempat. Kita harapkan ketiga sum¬ber mata air itu nantinya dapat dimanfaat¬kan oleh warga setempat, baik untuk mengairi sawah maupun untuk kebutuhan air bersih. Karena debitnya cukup besar, air ini juga bisa dimanfaatkan bagi warga lain yang kekurangan air,” imbuhnya. Warga setempat yang juga Ketua Rt. 02 Kelurahan Lela Mase, M. Said, mengakui di wilayahnya terdapat tiga sumber mata air yang cukup besar. Oleh warga setempat, kata dia, mata air ini selain dimanfaatkan untuk mengairi persawahan, juga diman¬faat¬kan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sementara untuk dua sumber mata air Sori Wadu dan Sori Rea, telah dialirkan ke wilayah pemukiman warga melalui Pipa. “Air dari sumber itulah selama ini dipakai warga untuk kebutuhan sehari-hari,” akunya. (GA. 334*)