Mataram, Garda Asakota.-
Sukses se¬bagai tuan ru¬mah penyeleng¬garaan Sidang Umum Parlemen ASEAN, kem¬bali Nusa Teng¬gara Barat men¬jadi tuan rumah pertemuan inter¬nasional. Kali ini delegasi dari delapan negara akan membahas berbagai hal terkait dengan ketahanan pangan. Pertemuan Menteri-menteri Pertanian dari negara-negara yang tergabung dalam Development Eight (D-8) tersebut, akan berlangsung pada 3 s.d 5 Oktober 2012 mendatang. Kabag Humas Setda Provinsi NTB, Tri Budi Prayitno, menjelaskan kedelapan negara tersebut adalah :
Malaysia, Mesir, Turki, Iran, Bangladesh, Pakistan, Nigeria, dan Indonesia. D-8 yang merupakan negara-negara berkembang yang berpenduduk mayoritas Islam, yang berkeinginan kuat mempererat kerjasama pembangunan dalam berbagai bidang. “Pertemuan negara-negara D-8 ini akan diikuti oleh 150 orang peserta, yang akan melakukan berbagai pertemuan di kawasan wisata Pantai Senggigi, dan direncanakan akan dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia,” ujar Tri kepada wartawan media ini. Ditetapkannya Nusa Tenggara Barat (Indonesia) sebagai tuan rumah pertemuan ketiga negara-negara D-8, menurut Tri, didasari atas hasil keputusan pada perte¬muan kedua yang dilaksanakan di Iran tahun 2011 lalu. “Adapun pertemuan pertama dilaksanakan di Malaysia tahun 2010. Penetapan Nusa Tenggara Barat sebagai tuan rumah ini sangat direspon oleh Dr. TGH. M. Zainul Majdi - Gubernur Nusa Tenggara Barat,” kata Tri lagi. Agenda selama pertemuan tersebut terbagi dalam tiga level, lanjutnya, yakni working group, level pejabat tinggi dan level Menteri. Materi pembahasan dituju¬kan untuk memantapkan ketahanan pangan di negara-negara D-8. Beberapa fokus yang akan dibicarakan, antara lain terkait pakan ternak, benih, pupuk, industri, perikanan, berbagai standarisasi makanan, dan lainnya. Menurutnya, pertemuan internasional tingkat Menteri Pertanian ini juga akan melibatkan sejumlah pebisnis dari negara-negara D-8, yang akan merespon berbagai kebijakan masing-masing negara terkait Food Security. Pertemuan negara-negara D-8 ini, kata Tri Budi, menjadi perhatian pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat, terlebih pada tahun 2012 merupakan puncak Visit Lombok Sumbawa sebagai salah satu program unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara khusus event ini dimanfaatkan dengan optimal sebagai ajang promosi dan investasi. Dalam gelaran rangkaian acara tersebut, pelaku usaha khususnya industri kerajinan kreatif diberikan kesempatan untuk memasarkan dan memamerkan berbagai produknya. “Berbagai persiapan telah dilaksanakan oleh pihak panitia, termasuk lokasi-lokasi yang representatif untuk dikunjungi oleh delegasi, baik lokasi sesuai dengan subtansi kegiatan, termasuk juga lokasi-lokasi tujuan wisata,” ungkapnya. Melalui gelaran ber¬bagai event interna¬sional di Nusa Tenggara Barat, diharapkan menjadikan daerah Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai destinasi wisata bertaraf international, termasuk sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event MICE. Dalam kaitan ini sangat diharapkan para delegasi peserta dapat menjadi Duta Wisata Nusa Tenggara Barat, yang juga turut mempromosikan pariwisata Nusa Tenggara Barat di negaranya dan daerahnya masing-masing. “Direncanakan delegasi dari negara-negara D-8 sudah mulai berda¬tangan sejak Selasa 2 Oktober 2012, melalui Bandara Internasional Lombok,” tandasnya. (GA. 211*)
Sukses se¬bagai tuan ru¬mah penyeleng¬garaan Sidang Umum Parlemen ASEAN, kem¬bali Nusa Teng¬gara Barat men¬jadi tuan rumah pertemuan inter¬nasional. Kali ini delegasi dari delapan negara akan membahas berbagai hal terkait dengan ketahanan pangan. Pertemuan Menteri-menteri Pertanian dari negara-negara yang tergabung dalam Development Eight (D-8) tersebut, akan berlangsung pada 3 s.d 5 Oktober 2012 mendatang. Kabag Humas Setda Provinsi NTB, Tri Budi Prayitno, menjelaskan kedelapan negara tersebut adalah :
Malaysia, Mesir, Turki, Iran, Bangladesh, Pakistan, Nigeria, dan Indonesia. D-8 yang merupakan negara-negara berkembang yang berpenduduk mayoritas Islam, yang berkeinginan kuat mempererat kerjasama pembangunan dalam berbagai bidang. “Pertemuan negara-negara D-8 ini akan diikuti oleh 150 orang peserta, yang akan melakukan berbagai pertemuan di kawasan wisata Pantai Senggigi, dan direncanakan akan dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia,” ujar Tri kepada wartawan media ini. Ditetapkannya Nusa Tenggara Barat (Indonesia) sebagai tuan rumah pertemuan ketiga negara-negara D-8, menurut Tri, didasari atas hasil keputusan pada perte¬muan kedua yang dilaksanakan di Iran tahun 2011 lalu. “Adapun pertemuan pertama dilaksanakan di Malaysia tahun 2010. Penetapan Nusa Tenggara Barat sebagai tuan rumah ini sangat direspon oleh Dr. TGH. M. Zainul Majdi - Gubernur Nusa Tenggara Barat,” kata Tri lagi. Agenda selama pertemuan tersebut terbagi dalam tiga level, lanjutnya, yakni working group, level pejabat tinggi dan level Menteri. Materi pembahasan dituju¬kan untuk memantapkan ketahanan pangan di negara-negara D-8. Beberapa fokus yang akan dibicarakan, antara lain terkait pakan ternak, benih, pupuk, industri, perikanan, berbagai standarisasi makanan, dan lainnya. Menurutnya, pertemuan internasional tingkat Menteri Pertanian ini juga akan melibatkan sejumlah pebisnis dari negara-negara D-8, yang akan merespon berbagai kebijakan masing-masing negara terkait Food Security. Pertemuan negara-negara D-8 ini, kata Tri Budi, menjadi perhatian pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat, terlebih pada tahun 2012 merupakan puncak Visit Lombok Sumbawa sebagai salah satu program unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara khusus event ini dimanfaatkan dengan optimal sebagai ajang promosi dan investasi. Dalam gelaran rangkaian acara tersebut, pelaku usaha khususnya industri kerajinan kreatif diberikan kesempatan untuk memasarkan dan memamerkan berbagai produknya. “Berbagai persiapan telah dilaksanakan oleh pihak panitia, termasuk lokasi-lokasi yang representatif untuk dikunjungi oleh delegasi, baik lokasi sesuai dengan subtansi kegiatan, termasuk juga lokasi-lokasi tujuan wisata,” ungkapnya. Melalui gelaran ber¬bagai event interna¬sional di Nusa Tenggara Barat, diharapkan menjadikan daerah Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai destinasi wisata bertaraf international, termasuk sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event MICE. Dalam kaitan ini sangat diharapkan para delegasi peserta dapat menjadi Duta Wisata Nusa Tenggara Barat, yang juga turut mempromosikan pariwisata Nusa Tenggara Barat di negaranya dan daerahnya masing-masing. “Direncanakan delegasi dari negara-negara D-8 sudah mulai berda¬tangan sejak Selasa 2 Oktober 2012, melalui Bandara Internasional Lombok,” tandasnya. (GA. 211*)