Bima, Garda Asakota.-
Sepuluh tahun sudah Kecamatan Madapangga terbentuk dan memisahkan diri dari Kecamatan Bolo. Usia yang bisa di bilang cukup mapan untuk bersaing di bidang pembangunan ekonomi, soisal budaya, dalam hal ini salah faktor penunjang kemajuan suatu wilayah adalah terciptanya keharmonisan di berbagai aspek baik itu secara
konstitusi pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah tersebut.
Namun di kecamatan Madapangga sampai pada saat ini berbagai prasarana penunjang kebutuhan yang seimbang antara pelayan atau pengayom dengan yang di layani itu masih jauh dari harapan, seperti halnya kondisi fisik gedung Satu Atap ( SATAP ) yang di tempati Empat instansi yang berbeda yakni Perusahaan Air Minum Daerah ( PDAM ), Unit Pelaksanaan Tekhnis Dinas ( UPTD ) Perkebunan, Unit Pelaksanaan Tkhnis Pekerjaan Umum (UPTD PU ) Kecamatan Madapangga, dengan kapasitas gedung yang tidak memadai menjadi wacana hangat yang sering di perbincangkan oleh masyarakat yang hadir di tempat tersebut untuk keperluan di masing-masing instansi yang ada di gedung satu Atap tersebut,tidak hanya masyarakat yang mengeluhkan persoalan tersebut, pegawai yang ada juga sering mengaku kesulitan dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.
Seperti yang di ungkapkan oleh salah seorang pegawai di salah satu instansi Satu Atap yang tidak mau di korankan namanya mengakui keadaan fasilitas yang sangat minim di kantornya dan merupakan salah satu indikator penilaian masyarakat dalam segi pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan terhadap instansi- instansi yang ada di gedung tersebut, misalnya pelanggan PDAM yang ingin membayar iuran terkadang harus berdiri karena kursi-kursi yang ada di tempat tersebut tidak mencukupi, belum lagi persoalan keamanan dan kenyamana yang setiap saat selalu menghantui perasaan kami selaku pegawai yang ada di tempat tersebut karena seperti yang terlihat hampir semua plavont dan atap gedung tersebut sudah hampir ambruk. “Kami berharap persoalan ini dapat di perhatikan secepatnya oleh pemerintah setempat mengingat dalam menjalankan tugas kami juga butuh kenyamanan dan masyarakatpun merasa puas dengan dengan fasilitas yang memadai,” ungkapnya.
Keluhan serupa di ungkapkan oleh salah seorang konsumen salah satu instansi yang ada di gedung Satu Atap tersebut Saifullah Aminullah. Dia mengaku kurang puas dengan fasilitas yang ada di instansi tersebut, sementara yang saya ketahui bahwa beberapa instansi yang ada di gedung Satu Atap teresbut adalah bagian instansi yang bisa di katakan wadah pemasukan pendapatan daerah Kabupaten Bima itu sendiri.
“Dan kalau bisa pemerintah Daerah harus secepatnya memperbaiki gedung tersebut agar dalam pelaksanaannya instansi-instansi yang ada di gedung Satu Atap tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan masyarakat juga merasa puas dengan tersedianya fasilitas yang baik pula,” akunnya tegas.
Pantauan media ini, memang terlihat kondisi gedung sangat memperihatinkan seperti plafon yang terlihat jebol dan hampir ambruk, atap seng tua berkarat tampak bolong, kalau musim hujan tidak heran hampir semua lantai terlihat basah karena atap gedung tersebut lebih kurang 20 persennya sudah tidak berfungsi lagi. Lalu sampai kapan semua ini di biarkan,? (GA. Iwan*)
Sepuluh tahun sudah Kecamatan Madapangga terbentuk dan memisahkan diri dari Kecamatan Bolo. Usia yang bisa di bilang cukup mapan untuk bersaing di bidang pembangunan ekonomi, soisal budaya, dalam hal ini salah faktor penunjang kemajuan suatu wilayah adalah terciptanya keharmonisan di berbagai aspek baik itu secara
konstitusi pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah tersebut.
Namun di kecamatan Madapangga sampai pada saat ini berbagai prasarana penunjang kebutuhan yang seimbang antara pelayan atau pengayom dengan yang di layani itu masih jauh dari harapan, seperti halnya kondisi fisik gedung Satu Atap ( SATAP ) yang di tempati Empat instansi yang berbeda yakni Perusahaan Air Minum Daerah ( PDAM ), Unit Pelaksanaan Tekhnis Dinas ( UPTD ) Perkebunan, Unit Pelaksanaan Tkhnis Pekerjaan Umum (UPTD PU ) Kecamatan Madapangga, dengan kapasitas gedung yang tidak memadai menjadi wacana hangat yang sering di perbincangkan oleh masyarakat yang hadir di tempat tersebut untuk keperluan di masing-masing instansi yang ada di gedung satu Atap tersebut,tidak hanya masyarakat yang mengeluhkan persoalan tersebut, pegawai yang ada juga sering mengaku kesulitan dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.
Seperti yang di ungkapkan oleh salah seorang pegawai di salah satu instansi Satu Atap yang tidak mau di korankan namanya mengakui keadaan fasilitas yang sangat minim di kantornya dan merupakan salah satu indikator penilaian masyarakat dalam segi pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan terhadap instansi- instansi yang ada di gedung tersebut, misalnya pelanggan PDAM yang ingin membayar iuran terkadang harus berdiri karena kursi-kursi yang ada di tempat tersebut tidak mencukupi, belum lagi persoalan keamanan dan kenyamana yang setiap saat selalu menghantui perasaan kami selaku pegawai yang ada di tempat tersebut karena seperti yang terlihat hampir semua plavont dan atap gedung tersebut sudah hampir ambruk. “Kami berharap persoalan ini dapat di perhatikan secepatnya oleh pemerintah setempat mengingat dalam menjalankan tugas kami juga butuh kenyamanan dan masyarakatpun merasa puas dengan dengan fasilitas yang memadai,” ungkapnya.
Keluhan serupa di ungkapkan oleh salah seorang konsumen salah satu instansi yang ada di gedung Satu Atap tersebut Saifullah Aminullah. Dia mengaku kurang puas dengan fasilitas yang ada di instansi tersebut, sementara yang saya ketahui bahwa beberapa instansi yang ada di gedung Satu Atap teresbut adalah bagian instansi yang bisa di katakan wadah pemasukan pendapatan daerah Kabupaten Bima itu sendiri.
“Dan kalau bisa pemerintah Daerah harus secepatnya memperbaiki gedung tersebut agar dalam pelaksanaannya instansi-instansi yang ada di gedung Satu Atap tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan masyarakat juga merasa puas dengan tersedianya fasilitas yang baik pula,” akunnya tegas.
Pantauan media ini, memang terlihat kondisi gedung sangat memperihatinkan seperti plafon yang terlihat jebol dan hampir ambruk, atap seng tua berkarat tampak bolong, kalau musim hujan tidak heran hampir semua lantai terlihat basah karena atap gedung tersebut lebih kurang 20 persennya sudah tidak berfungsi lagi. Lalu sampai kapan semua ini di biarkan,? (GA. Iwan*)