Dompu, Garda Asakota.-
Program
pemerintah untuk meringankan beban para pelajar agar para pelajar dapat
melanjutkan jenjang pendidikan mulai dari SD hingga ke Perguruan Tinggi melalui
Bantuan Siswa Miskin (BSM) disetiap tahunnya. Adapun jumlah bantuan yang di terima
para pelajar untuk jenjang SD sebesarRp360.000/siswa, SMP Rp550.000/siswa, SMA
Rp 780.000/siswa dan PT Rp 1.200.000/mahasiswa. Bantuan tersebut diterima
secara tunai oleh para pelajar atau mahasiswa yang mendapatkannya. Hanya saja,
pembagian dana tersebut sedikit ternoda akibat kebijakan pihak sekolah SDN 16
Woja, yang diduga tidak secara utuh menyalurkannya kepada pelajar yang tercover
sebagai penerima BSM.
Menurut
data yang dihimpun Garda Asakota, jumlah Pelajar SDN 16 Woja yang berhak
mendapatkan bantuan sebanyak 49 orang siswa. Karena kebijakan pihak sekolah,
para siswa menerima dana Bantuan tidak maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Masing-masing siswa yang seharusnya mendapatkan Rp360 ribu, justru hanya
mendapatkan Rp260 ribu.
Kepala
SDN 16 Woja Kabupaten Dompu, H. Sudirman, S. Pd., yang berusaha dikonfirmasi
atas kurang maksimalnya pemberian bantuan BSM ke siswa tersebut, meluruskan
bahwa sesungguhnya yang terjadi bukanlah pengurangan, tapi sebagiannya telah
disumbangkan para siswanya untuk kebutuhan sekolah.
“Saya
clear-kan, bukan potongan tetapi sumbangan,” ucapnya. Dijelakanya bahwasanya
siswa yang berhak mendapatkan adalah sebenarnya siwa yang memiliki Kartu
Perlindungan Sosial, namun kebijakan sekolah siswa yang non kartu juga di usulkan.
Pihaknya
menegaskan bahwa, sumbangan dari siswanya itu tidak berbentuk uang melainkan berbentuk bahan
material. Sumbangan tersebut, kata dia, rencananya akan diperuntukan untuk
perbaikan lapangan upacara karena dalam anggaran BOS tidak ada anggaran untuk
perbaikan lapangan. “Sekolah ini masih banyak yang kurang mulai dari WC yang
rasionalnya sesuai dengan jumlah murid dan juga ruang parkir yang belum ada,”
ungkap H. Sudirman, SPd, beralasan. (GA.
Akbar*)