Mataram, Garda Asakota.-
Pembangunan
infratruktur jalan, jembatan serta sarana prasarana pendukung yang dihajatkan
untuk seluruh masyarakat sangat diperlukan, apalagi untuk mereka yang
tinggal di daerah terpencil dan jauh dari pemberitaan.
Hal
itu perlu, mengingat mereka yang tinggal di daerah pedalaman adalah bagian
integral dari masyarakat NTB yang ingin merasakan pembangunan, seperti halnya
yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan atau daerah
yang berkembang yang kerap mendapat kucuran dana dari pemerintah untuk
pembangunan diwilayah area tinggal mereka.
Wakil
ketua DPRD NTB, Suryadi Jaya Purnama (SJP) kepada wartawan mengatakan,
aspirasi yang kerap disampaikan oleh masyarakat ketika ia turun kelapangan
rata-rata mengeluhkan akan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang kurang
mendapat sentuhan dari pemerintah. Dan salah satu yang menjadi titik
perhatiannya saat menggelar kegiatan Reses beberapa waktu lalu adalah mengenai
kondisi jalan dan jembatan yang ada di kecamatan Tambora kabupaten Bima dan
yang ada di kecamatan Pekat kabupaten Dompu.
“Di dua kecamatan ini seolah
pemerintah tidak mau melirik keberadaan mereka, yang menurutnya masyarakat disana
dibiarkan begitu saja tanpa ada pembangunan yang memadai yang diberikan kepada
wilayah-wilayah tersebut,” ungkapnya.
Di
Kecamatan Tambora kondisi jalannya rusak parah, begitupun beberapa jembatannya
yang sudah mulai miring dan hampir roboh. Selain menyengsarakan masyarakat
sekitar, juga akan sangat berbahaya bagi para pengguna jalan dan bisa
menyebabkan kecelakaan. Di Kecamatan Pekat pun kondisinya hampir sama, jalannya
rusak dan kondisi jembatannya yang sudah putus. Kendaraan yang lewatpun harus
melewati sungai jika ingin menyeberang.
Jika
musim hujan, ada perasaan takut dan was-was bagi masyarakat di sana. “Karena
bisa saja ketika mereka menyeberangi sungai tiba-tiba datang banjir yang
mengancam jiwa yang bisa menghanyutkan mereka. Hal-hal seperti inilah yang
semestinya harus kita pikirkan bersama, terutama Pemda setempat, Pemprov NTB
ataupun pemerintah pusat. Jangan karena masyarakat ini berada jauh dari pusat
kota dan sulitnya informasi seolah-olah keberadaan mereka terabaikan, mereka
punya hak yang sama kok, dan itu merupakan kewajiban bagi pemerintah
memberikan “kue” pembangunan pada mereka,” ujar Suryadi
yang akrab disapa SJP tersebut.
Dengan
adanya perbaikan jalan dan jembatan untuk mereka yang menggantungkan hidup
mereka dari sector pertanian, tentunya akan berdampak bagi peningkatan taraf
hidup dan arus perekonomian itu sendiri. Jika infrastruktur jalan sudah
baik, bisa dipastikan daerah tersebut secara bertahap akan maju dan
berkembang, ujarnya.
Sementara
itu, Iwan Wahyudi, salah seorang tokoh pemuda asal Bima yang peka akan masalah
sosial dan lingkungan di NTB berharap kepada pemerintah untuk serius memikirkan
nasib yang dialami masyarakat yang tinggal di daerah terpencil tersebut.
“Yang
masyarakat Tambora dan Pekat inginkan adalah perbaikan infrastruktur jalan dan
jembatan yang ada di kecamatan mereka, tidak lebih dari itu. Kerusakan jalan
dan lingkungan yang ada di dua kecamatan Tambora kabupaten Bima dan di
kecamatan Pekat kabupaten Dompu ini sebenarnya telah berlangsung lama.
Masyarakat kerap
menyampaikan keluhannya pada pemerintah, namun langkah konkrit dari pemerintah
sendiri sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya, dan ini yang perlu kita
jadikan bahan diskusi,” katanya. Iwan
Wahyudi juga berharap kepada semua pihak untuk sama-sama menyuarakan
persoalan tersebut agar didengar oleh pemerintah. Pemerataan pembangunan
disegala aspek kehidupan merupakan hak warga Negara sebagai bentuk keadilan
dalam pemerataaan pembangunan itu sendiri. (GA. Joni*)