Penulis: Nukman, S.Pd.,M.Si.
|
Sejak Presiden Jokowi memimpin, Kabupaten Bima diterapkan sebagai salah satu yang tidak diijinkan sesuai regulasi untuk membuka seleksi ASN maupun recruitment tenaga setara dengan kontrak maupun wiyata bhakti lainnya hal ini sesuai dengan edaran Wabup baru ini. Soal infrastruktur Alhamdulillah mulai sedang dan tengah berbenah di hampir semua wilayah bahkan di tahun 2019 ini mulai diprioritaskan yang belum tersentuh hal ini ditandai dengn MoU yang saat ini mulai dilaksanakan.
Satu lagi terobosan hebat Bupati Hj Indah Dhamayanti Putri, SE atau yang dikenal dengan Umi Dinda bersama Dahlan M Noer, yakni mampu melobi pemerintah Pusat untuk aksesibilitas dan pemerataan pembangunan daerah Kabupaten Bima kedepannya.
Jangan skeptis dan mentang mentang kita memberikan penilaian yang 'absurd' parsial. Penilaian itu sah sah saja masyarakat berhak untuk menilai akan tetapi kita harus obyektif dan menyeluruh untuk menilainya, jangan karena "nila setititik rusak susu sebelanga". Satu contoh misalnya, kemaren ada tautan berita soal rekrutmen PPPK yang menjelaskan Bima Kabupaten tidak dapat jatah dan alokasi, ternyata terbantahkan juga. Maksudnya info itu tidak benar yang benar adalah jatah untuk Kabupaten bima ada berdasarkan pengakuan Kepala BKD Kab Bima, Drs. Sahrul pada mass media.
Berita tanggal 14/2 oleh Kemenpan RB dan stafnya telah menyurati dengan surat resmi ke 530 kepala daerah seluruh Indonesia, yang isinya memuat recruitment pegawai pemerinrah perjanjian kontrak atau yang disingkat PPPK sesuai UU ASN nomor 5 Tahun 2014 mengatakan bahwa di Propinsi NTB ada 6 (enam) daerah kecuali Kota Bima Kab Bima dan Dompu untuk pulau Sumbawa tidak mendapatkan alokasi dan jatah ntuk pengadaan PPPK.
Namun Alhamdulillah berkat lobi-lobi beliau berdua yang intens Kabupaten Bima dapat jatah itu, selain itu ada lagi baru baru ini Bupati menerima bantuan hibah pusat milyaran dari Kementerian Pusat. Terus, pengelolaan administrasi yang baik sehingga Kemendagri RI bahkan memberikan predikat sebagai Daerah Berkinerja tinggi yakni Kabupaten kita, selain itu masih banyak lagi lainnya.
Jadi, apa yang dikatakan oleh oknum tertentu akan penilaian kinerja Dinda Dahlan itu hanya sebatas menilai dari jauh dan ibarat penonton sepak bola maklumi aja pemain lebih pintar dari penontonnya.
Lihat keberhasilannya membenahi Kantor Sekretariat dan Pemerintahannya itu dengan sekejap mata yang dilengkapi dengan listrik dan internet serta sarana prasarana trus halaman kantornya mulai rindang dan hijau yang sangat luar biasa lhoo, coba siapa Bupati Bima yang orang kita banyak maaf bukan menyindir setelah H Oemar Haroen yang putra asli daerah yang mampu memindahkan ibukota Kabupaten dan menjadikan Godo sebagai sentral pemerintahan kecuali Umi Dinda dan Baba Leo, siapa ayooo. Iya H Ferry (almarhum), merancang dan mendesign lalu H. Syafru, tapi saat itu kantornya belum bisa dipakai masih dalam proses dan yang mampu memfinishing semua itu harus diakui adalah Dinda Dahlan.
Nah, itu contoh konkret bahwa BIMA RAMAH itu berhasil membuktikan kepada publiknya bahwa kegiatan pembangunan dan kepemerintahan itu ada dan berjalan dengan baik serta sehat.
Bicara itu gampang,
Ngomong itu enak,
Tapi kalau kerja itu sulit pak butuh waktu dan tidak segampang membalikkan telapak tangan, selama daerah ini dipimpin putra sendiri baru periode ini mampu membangun kantor dan infrastruktur maupun lainnya di tanahnya sendiri. Mendingan ini daripada sebelumnya.*