Sekretaris Diskominfotik NTB, IGP Aryadi.
Mataram, Garda Asakota.-
Memasuki era industrialisasi digital
atau yang disebut dengan era industrialisasi 4.0. Ternyata di Provinsi NTB
masih banyak dijumpai desa-desa yang belum dapat dijangkau oleh jaringan
telekomunikasi baik internet maupun telepon atau yang diistilahkan dengan Blank Spot. Jumlahnya bahkan mencapai
angka 195 Desa. Paling banyak area blank
spot ini berada di Pulau Sumbawa. Dan sama sekali yang tidak dijumpai area blank spot ini adalah di Kota Mataram.
Sekretaris Dinas Komunikasi, Informasi
dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, IGP Aryadi, mengatakan area blank spot adalah area yang belum
mendapatkan sinyal internet dan handphone.
“Di Provinsi NTB, masih ada sekitar 195 desa yang masih terkategori sebagai daerah blank spot. Jumlah ini berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Aksessibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo RI berdasarkan hasil survey mereka yang dilakukan dari tahun 2017 hingga tahun 2018 didampingi oleh Diskominfotik NTB,” jelas mantan Irbansus Pengawasan Inspektorat Provinsi NTB ini kepada wartawan, Kamis 28 Maret 2019 di ruang kerjanya Kantor Diskominfotik NTB, Jalan Udayana Kota Mataram.
“Di Provinsi NTB, masih ada sekitar 195 desa yang masih terkategori sebagai daerah blank spot. Jumlah ini berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Aksessibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo RI berdasarkan hasil survey mereka yang dilakukan dari tahun 2017 hingga tahun 2018 didampingi oleh Diskominfotik NTB,” jelas mantan Irbansus Pengawasan Inspektorat Provinsi NTB ini kepada wartawan, Kamis 28 Maret 2019 di ruang kerjanya Kantor Diskominfotik NTB, Jalan Udayana Kota Mataram.
Menurutnya, berdasarkan target secara
Nasional, area-area yang masih teridentifikasi sebagai area blank spot ini akan diupayakan bisa dikonektivitaskan
dengan jaringan telekomunikasi dan informasi hingga tahun 2020.
“Karena ini merupakan program
Nasional, maka kita sangat berharap, Pemerintah Pusat dapat segera menuntaskannya
dan bisa mengkoneksikan jaringan telekomunikasi dan informasi pada area-area
yang masih berada pada area blank spot agar
daerah-daerah yang masih berada pada area blank
spot ini dapat bergerak maju sejajar dengan daerah lainnya,” harapnya.
Kesulitan akses internet dan
telekomunikasi ini, lanjutnya, sangat berdampak pada sektor kehidupan
masyarakat yang sangat vital, terutama pada aspek pendidikan. Menurutnya,
dengan sistem pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer atau jaringan
internet, wilayah-wilayah yang masih berada pada area blank spot seperti di Moyo Sumbawa, sangat kesulitan dalam
melaksanakan UN.
“Dan mau tidak mau mereka harus swadaya
dengan bekerjasama dengan Telkomsel untuk melaksanakan UN berbasis jaringan
telekomunikasi ini,” tandasnya. (GA.
211*).