Fungsionaris Balitbang DPP Partai Golkar, Ilham A Rasul.
Mataram, Garda Asakota.-
Gagalnya Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Golkar meraih tiket satu kursi DPR RI untuk Dapil 01 Pulau Sumbawa Provinsi NTB berdampak pada munculnya penilaian secara internal bahwa skema pemenangan Partai tidak dilakukan secara menyeluruh.
"Fakta ini menunjukkan bahwa skema pemenangan partai Golkar tidak dilakukan secara menyeluruh melainkan berbasis kepentingan masing masing elitenya," ujar salah seorang Fungsionaris Balitbang DPP Partai Golkar, Ilham A Rasul, melalui siaran persnya, Sabtu 18 Mei 2019.
Ilham menegaskan tesis ini bukan tanpa dasar, sebab menurutnya ada salah seorang caleg partai Golkar pendatang baru (Putra Mahkota Kesultanan Bima) yang juga putra ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima mampu meraih suara sampe 4000 suara pada satu kecamatan.
"Jelas bahwa ini adalah bukti betapa kekuasaan menjadi pengendali utama bagi keberhasilan sebuah missi partai jika dijalankan secara konsekwen dan penuh tanggung jawab," bebernya.
Fakta lain, lanjutnya, adalah jumlah kursi partai Golkar dapil (Bima, Kota Bima dan Dompu) untuk DPRD NTB yang pada tahun 2014 dua kursi mengalami pengurangan satu kursi pada tahun 2019 juga menjadi anomali yang sulit dibantah.
"Sebab itu jika gerakan politik berbasis kepentingan individu atau kelompok tertentu lebih dominan dari pemenuhan mission partai maka tentu saja ini akan menjadi ancaman serius bagi kebesaran bahkan bagi eksistensi partai Golkar pada masa yang akan datang," paparnya.
Menurut Ilham, ancaman besar bagi eksistensi partai Golkar bila masih di pimpin sama orang yang tidak memahami garis missi partai sebagai gerakan politik jangka panjang, pemilihan umum adalah wahana utama dimana sasaran perjuangannya bertumpu pada capaian parlementary Threshold dan elektoral threshold pada setiap wilayah yang menjadi basisnya.
Nusa Tenggara Barat terutama Pulau Sumbawa wabil khusus Bima, menurut Ilham, dalam catatan sejarah Republik Indonesia adalah basis utama partai berlambang beringin, faktanya kepala daerah dari dua Kabupaten Kota itu masih dipimpin oleh kader Golkar yang tercatat aktif secara struktur di partai Golkar yakni Bupati Bima yang masih aktif sebagai ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima dan Walikota Bima sebagai ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Secara umum berdasarkan pleno KPU masing masing wilayah kabupaten kedua daerah ini berhasil mengantar sejumlah kadernya pada lembaga legislatif tingkat daerah bahkan meningkat signifikan dibanding pemilu 2014, namun pada sisi yang lain Golkar harus rela menelan pil pahit atas gagalnya mengantar wakil pulau Sumbawa ke Senayan yang menyebabkan parlementary Threshold partai Golkar secara nasional menurun," cetusnya.
Berdasarkan data raihan suara Caleg Partai Golkar berdasarkan data DB1 DPR RI, Caleg Partai Golkar atas nama Fatahillah Ramli di Kabupaten Sumbawa meraup 6.658 suara, Dompu sebanyak 5.035, Kabupaten Bima sebanyak 20.017 suara, KSB sebanyak 2.067 suara, dan di Kota Bima sebanyak 13.729 suara. Total suara pribadi Fatahillah mencapai 47.506 suara. Hanya saja, meski perolehan suara Fatahillah cukup tinggi secara pribadi, akan tetapi tidak didukung oleh suara Caleg lain dibawahnya sehingga perolehan total suara partai hanya mencapai 84.033.
Masih kalah dibandingkan raihan suara Partai Gerindra, PKS dan PAN. (GA.211*)