Tampak Wakil Ketua DPRD NTB, Ust H Abdul Hadi dan Wakil Ketua DPRD NTB, Lalu Wirajaya, saat memimpin jalannya Rapat Paripurna DPRD NTB, Kamis 25 Juli 2019.
Mataram, Garda Asakota.-
Sektor pendidikan menjadi
salah satu sector yang sangat penting dalam peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Berbagai upaya pemerintah dilakukan sejak lama untuk
meningkatkan sector pendidikan ini agar bisa terus menjadi lebih baik. Bahkan
ratusan milyar anggaran digelontorkan pemerintah sejak lama untuk membantu
biaya pendidikan masyarakat sehingga tidak ada lagi alasan masyarakat untuk
tidak mau menyekolahkan anaknya atau tidak ada lagi yang berasalan bahwa
pendidikan itu mahal dan sulit dijangkau.
Hanya saja, ketika Negara
telah memiliki komitmen yang tinggi untuk sector pendidikan ini, ternyata dalam
prakteknya masih saja ada perilaku pejabat pengelola pendidikan di daerah ini
yang masih kaku dalam memandang sector pendidikan. Bahkan semakin membuat sector
pendidikan makin terpuruk dan carut marut. Kasus yang terjadi di Kecamatan
Narmada Lombok Barat dimana ada 74 orang calon siswa didik SMA yang nasibnya
masih terkatung-katung karena adanya kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTB yang mengurangi jumlah Rombongan Belajar (Rombel) dari 13 menjadi
11 hanya karena berasumsi takut ada pihak yang bermain-main dengan rombel ini
merupakan sebagian kecil dari persoalan minimnya wisdom yang dimiliki oleh
pejabat pengelola pendidikan di daerah.
Baca Berita Terkait:
Zonasi SMA Jauh Dari Tempat Tinggal, 74 Siswa Enggan Bersekolah, 21 Kades Mengadu Ke Wakil Rakyat
http://www.gardaasakota.com/2019/07/zonasi-sma-jauh-dari-tempat-tinggal-74.html
Zonasi SMA Jauh Dari Tempat Tinggal, 74 Siswa Enggan Bersekolah, 21 Kades Mengadu Ke Wakil Rakyat
http://www.gardaasakota.com/2019/07/zonasi-sma-jauh-dari-tempat-tinggal-74.html
Terang saja, hal ini menjadi atensi serius dari para Wakil
Rakyat yang ada di Udayana. Dalam acara Rapat Paripurna DPRD NTB yang digelar
Kamis 26 Juli 2019, Pimpinan Rapat Paripurna saat itu yakni Wakil Ketua DPRD
NTB, Ust. H Abdul Hadi, SE.,MM., mengkritisi khusus soal ini diawal pembukaan
Paripurna.
Wakil Ketua DPRD NTB, Ust. H
Abdul Hadi, sangat berharap persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
SMA/SMK saat ini jangan sampai menimbulkan permasalahan baru terhadap minat dan
keinginan masyarakat untuk bersekolah kejenjang yang lebih tinggi karena alasan
regulasi. “Sebagian calon siswa SMA/SMK
tidak bisa diterima di SMA/SMK sesuai dengan zona tempat tinggalnya,
tidak terakomodir, termasuk siswa berprestasi. Yang menjadi korban adalah
anak-anak yang menjadi calon pemimpin masa depan,” ujar pria yang juga
merupakan Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi NTB ini.
Pihaknya sangat berharap,
Gubernur NTB dapat mengambil langkah-langkah yang baik dan tepat sehingga
keinginan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya tetap bergelora bersemangat.
“Jangan sampai berdampak
pada peningkatan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat menjadi menurun dan
kedepannya akan berdampak pada indeks pembangunan manusia (IPM) NTB yang sulit
naik,” harap pria yang dikenal ramah ini.
Pihaknya juga berharap
kepada pejabat pengelola pendidikan dapat berpikir lebih baik dalam bertindak
bijaksana sehingga dampak yang ditimbulkan tidak menjadi gejolak dalam lingkup social
masyarakat yang mengakibatkan tingkat kemiskinan masyarakat semakin banyak.
“Tidak ada artinya upaya
penurunan kemiskinan terus diupayakan tanpa didukung oleh peningkatan sumber
daya manusia apabila peningkatan pendidikan formal tidak bisa dilakukan secara
optimal,” pungkasnya. (GA. 211/215*)