Suasana Rapat Paripurna Istimewa DPRD NTB menyambut HUT NTB yang Ke-61 di Ruang Rapat Utama Kantor DPRD NTB, Senin 16 Desember 2019.
Mataram, Garda Asakota.-
Tidak terasa perjalanan usia
Pemerintahan Provinsi (Pemprov) NTB sudah menapaki usia yang ke-61 tahun.
Berbagai event perayaan dihadirkan untuk memeriahkan perayaan hari yang sarat
makna ini. Tidak ketinggalan, Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Provinsi NTB pun ikut menyemarakan HUT NTB ini dengan menggelar Rapat Paripurna
Istimewa DPRD NTB, pada Senin 16 Desember 2019 di Ruang Rapat Utama DPRD NTB,
dengan mewajibkan pemakaian pakaian adat bagi seluruh anggota DPRD NTB.
Dihadiri langsung oleh Gubernur NTB,
Dr H Zulkieflimansyah, Rapat Paripurna Istimewa yang dipimpin langsung oleh
Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda SH MH., serta didampingi oleh Wakil Ketua
DPRD NTB, Mori Hanafi SE.,M.Comm., Wakil Ketua DPRD NTB, H Muzihir dan Wakil
Ketua DPRD NTB, Ust H Abdul Hadi, juga turut dihadari oleh para Kepala Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah, para kepala OPD Lingkup Pemda Provinsi NTB, para
kepala daerah Kabupaten dan atau Kota se-NTB, Mantan Gubernur NTB, HL Serinata,
Tokoh-tokoh masyarakat NTB lainnya seperti H Mesir Suryadi, dan HL Sudjirman.
Menariknya, paripurna kali ini juga
menghadirkan sajian tarian khas daerah sebagai pembuka serta paduan suara dari
SMA 01 Mataram yang turut mempersembahkan paduan suara lagu daerah.
Dalam sambutannya, Ketua DPRD NTB, Hj
Baiq Isvie Rupaeda SH MH., mengungkapkan sebagai
bentuk penghargaan dan rasa syukur Lembaga DPRD NTB atas segala bentuk anugerah
dan berkah dari Allah SWT, maka menurutnya, pada setiap tanggal 16 Desember
setiap tahun, Lembaga DPRD NTB, menjadikan konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan di Provinsi NTB untuk menyelenggarakan Rapat Paripurna DPRD guna
mendengarkan pidato Gubernur NTB terhadap rencana dan progres pembangunan di Provinsi
NTB.
“Apalagi pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat NTB merupakan tanggungjawab bersama
segenap jajaran di Provinsi dan Kabupaten/kota se-NTB. Peringatan hari jadi
ke-61 provinsi NTB tahun ini, mengambil tema ”NTB Gemilang” sebagai
perwujudan untuk mencapai NTB yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,”
ungkapnya.
Dikatakannya,
Provinsi NTB memiliki banyak pulau,
terdiri dari dua pulau besar dan banyak pulau kecil yang terhubung
oleh lautan nan indah membentang mulai dari arah barat hingga arah timur. Mulai
dari Ampenan hingga Sape. Pesona keindahan alamnya menyimpan berjuta-juta
kekayaan alam sebagai sumber kehidupan baik yang sudah dieksplorasi maupun yang
belum. Sumber daya alamnya baik yang bisa diperbaharui maupun yang tidak,
merupakan modal pembangunan yang cukup potensial dan harus terus dikembangkan
sebesar-besarnya demi kemakmuran masyarakat. Falsafah ini sesuai dengan UUD
1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Hal ini terlihat jelas, bahwa kekayaan alam sebagai sumber
daya alam harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menunjang kemakmuran
masyarakat tanpa kecuali.
“Pemerintah
Provinsi NTB harus mampu memanfaatkan sumber daya alam ini dengan baik, sebagai
modal pembangunan menuju pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NTB. Pembangunan
tidak hanya terpusat di wilayah tertentu saja, namun harus menyeluruh, mulai
dari perkotaan, hingga pedesaan dan semua itu harus berbasis pembangunan
kearifan lokal. Bahwa pembangunan berbasis kearifan lokal ini dimaksudkan untuk
memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki wilayah setempat dan bertujuan untuk
pembangunan serta pengembangan wilayah tersebut dan berdasarkan tingkat
kebudayaan warga setempat,” cetusnya.
Pihaknya juga mengajak
semua pihak agar dengan momentum peringatan HUT NTB ini dapat lebih
meningkatkan lagi pada aspek peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
aspek pendidikan sesuai dengan program Gubernur NTB.
“Sehingga mampu menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEK) serta memiliki
moralitas. Penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEK ini sangat dibutuhkan
untuk peningkatan taraf hidup mengingat globalisasi dalam berbagai bidang
kehidupan sudah tidak bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya persaingan
yang ketat baik dalam kehidupan social, ekonomi dan politik bahkan dalam
menyosong era revolusi industri ke 4 ini, maka mau tidak mau peningkatan SDM
menjadi beban mutlak yang harus kita siapkan bersama,” ujar Srikandi Udayana
ini.
Dalam kesempatan ini juga, Rapat
Paripurna Istimewa DPRD Provinsi NTB, juga mengagendakan pidato Gubernur NTB,
Dr H Zulkieflimansyah, terkait dengan program kemajuan pembangunan NTB selama
ini. Dalam pidatonya Gubernur NTB mengungkapkan momentum
HUT NTB ke-61 patut dijadikan penanda waktu untuk merenungkan kembali tantangan
apa yang akan dihadapi dimasa depan.
“Selain mempersiapkan agenda-agenda besar, tahun depan,
kita masih akan berhadapan dengan sejumlah tantangan yang tidak kalah
menggelisahkan. Kerusakan lingkungan telah melahirkan banyak sekali mudarat
yang merugikan kita. Dimusim kemarau kita dihadapkan pada suhu yang begitu
menyengat, dan air bersih yang semakin terbatas. Sementara di musim hujan, kita
terancam oleh banjir, longsor dan cuaca buruk,” kata pria yang akrab disapa
Doktor Zul ini.
Untuk
menyikapinya, lanjutnya, kita tidak memiliki pilihan lain selain memperbaiki
apa yang telah kita rusak, alam kita, hutan dan pohon-pohon yang kita tebang,
harus kita tumbuhkan lagi. “Tidak ada orang lain yang wajib bertanggung jawab
atas kerusakan ini selain diri kita sendiri. Jika kita tidak mau melakukannya,
alam akan memaksa kita untuk mempertanggungjawabkannya. Maka, diusia
berikutnya, kita, pemerintah dan warga NTB wajib menjadikan pemulihan
lingkungan sebagai prioritas. Kaitan dengan hal ini, kita telah melakukan
pencanangan gerakan NTB Hijau, di dusun kayu madu, desa labuhan badas,
kabupaten sumbawa, kamis, 12 desember 2019 lalu,” ujarnya.
Doktor
Zul berharap gerakan ini menjadi awal baru dari upaya-upaya sebelumnya yang
telah dilakukan untuk memulihkan lingkungan kita. “Mari kita tanamkan dalam
relung keyakinan kita yang paling dalam, bahwa merusak alam, mencemari alam,
adalah perbuatan hina yang berdampak buruk pada banyak orang,” timpalnya.
“Mereka
yang menumbangkan pohon demi keserakahannya, tidak hanya menumbangkan pohon itu
saja. Namun juga menumbangkan kesempatan generasi masa depan untuk melihat
indahnya hutan kita. Karena itu, dalam meningkatkan indeks kualitas lingkungan
hidup, Pemprov NTB akan terus mendorong program-program unggulan seperti tata
ruang berkelanjutan; NTB zero waste; bank sampah; penataan geopark; taman asri;
dan hutan produktif,” tambahnya lagi.
Tantangan
lain yang akan kita hadapi di jenjang usia kita yang berikutnya, lanjut Doktor
Zul, adalah menyatukan kekuatan-kekuatan yang terserak. “Kita ketahui bersama,
akan ada tujuh kabupaten/kota yang akan menjalani suksesi kepemimpinan ditahun
depan. Suksesi kepemimpinan ini adalah agenda rutin yang kita harapkan akan
menjadi medium lahirnya kepemimpinan yang lebih baik bagi NTB. Siapapun yang
akan terpilih pada suksesi ini, kita berharap ia merupakan pemimpin yang bisa
memajukan daerah yang dipimpinnya,” lanjutnya.
Adanya kompetisi yang sehat
diantara para kontestan, dikatakannya, adalah sebuah kewajaran dalam iklim
demokrasi. Dalam demokrasi, kompetisi memang diperlukan karena ia diyakini akan
mendorong pada upaya untuk terus menerus memperbaiki kualitas kepemimpinan
kita.
“Pemimpin yang hidup dialam
demokrasi, wajib untuk terus menerus melakukan perbaikan demi perbaikan demi
mencapai kualitas kepemimpinan yang diharapkan. dari suksesi yang satu ke
suksesi yang lain, ekspektasi pemilih selalu menemukan bentuk barunya. Setiap
pemimpin dituntut untuk peka meresapi gejala. Baik yang tampak di permukaan
maupun yang berdinamika di bawahnya,” cetusnya.
Dalam
konteks inilah, pemimpin yang satu dan yang lain dituntut untuk saling adu
gagasan, adu program, visi dan misi. “Bukannya justru menyemai benih-benih
kebencian diantara pendukungnya. Dalam persaingan yang saling menghancurkan,
sesungguhnya tidak ada pemenang yang dihasilkan. Ibarat pepatah, yang menang
menjadi arang dan yang kalah menjadi abu. Sungguh sebuah pertarungan yang
sia-sia,” katanya.
Di
tengah kompleksitas iklim sosial, politik dan ekonomi saat ini, Pemerintah Provinsi
NTB menyaksikan bagaimana warga dan para pimpinan daerah di kabupaten/kota
tetap berjibaku mendorong kemajuan demi kemajuan.
Di
kota mataram, kita menyaksikan ornamen-ornamen kota yang cukup menarik dan
ikonik mulai dibangun. Hal itu dilakukan bersamaan dengan upaya untuk terus
membersihkan kota mataram melalui gerakan lingkungan sampah nihil alias LISAN. LISAN,
tidak lain merupakan perpanjangan nafas dari program zero waste di kota
mataram.
Di
kota bima, kita menyaksikan upaya mendorong keseimbangan pembangunan. Dimana
kawasan utara kota bima kini semakin mendapatkan sentuhan pembangunan. Ekonomi
kreatif dan ikon-ikon wisata lokal juga terus dikembangkan di sana.
Di
lombok barat, industrialisasi juga mulai bergema. Air nira yang dulunya
dijadikan bahan baku miras, kini diolah menjadi aneka jenis gula. Menjadi
permen dan berbagai komoditas yang lebih bernilai tambah serta menghasilkan
keberkahan. Kemandirian ekonomi juga mulai diperkuat dengan dorongan untuk
membeli produk-produk dari daerah sendiri.
“Di lobar, destinasi baru seperti
sekotong kini juga mulai mencuri perhatian dunia,” kata Doktor Zul.
Di
kabupaten bima, lanjutnya, kita menyaksikan upaya serius untuk memulihkan
kerusakan hutan. Dan kini, telah berdiri pabrik pengolahan minyak kayu putih
terbesar dunia di daerah ini. Pabrik ini akan mendorong tumbuhnya kemauan warga
untuk menanam pohon kayu putih sebagai cara untuk menghadapi kerusakan hutan. “Mungkin,
inilah cara tuhan telah menjawab doa para pemimpin dan warga kabupaten bima
yang menginginkan alamnya kembali asri,” ujarnya.
Di
lombok utara, pariwisata di tiga gili kembali bersemi. Terobosan dibidang
kependudukan juga menjadi catatan yang menarik di KLU. Dimana, Bupati KLU telah
berkomitmen bahkan bayi yang belum turun dari ranjang tempat kelahirannya,
sudah bisa memiliki akta kelahiran. Upaya ini dilakukan bersama-sama dengan
terobosan lainnya.
Di
dompu, komoditas jagung yang telah menjadi ikon, kini terus dikembangkan
menjadi aneka produk olahan. Program revitalisasi posyandu di dompu juga menuai
sukses. dari 433 posyandu yang ada di dompu, 270 posyandu telah berhasil naik
strata menjadi posyandu keluarga dalam kurun waktu 11 bulan saja.
Di
lombok tengah, kita sedang bersiap menyongsong agenda besar, MotoGP 2021. Ada
banyak hal yang sedang dan terus dibereskan untuk menyukseskan agenda besar
ini. Dengan antusiasme bersama, kita bisa menyulap lombok tengah menjadi ikon
pariwisata dan pusat ekonomi baru dunia. Sebuah daerah dengan potensi yang
memikat banyak hati.
Di
sumbawa, komitmen pemerintah daerah memajukan pendidikan anak usia dini (PAUD)
telah menuai apresiasi di tingkat nasional. Bunda PAUD sumbawa, baru-baru ini
meraih pin emas pada apresiasi bunda paud tingkat nasional. dalam waktu dekat,
di sumbawa, bulog juga tengah mendorong pembangunan pabrik penggilingan padi
terbesar se-asia tenggara.
di
lombok timur, kita menyaksikan tumbuhnya ponpes-ponpes besar yang salah
satunya, diilhami oleh semangat juang pahlawan nasional kita, Maulana Syaikh, TGKH.
M. Zainuddin Abdul Madjid. Semangat dan dedikasi yang sama juga diikhtiarkan
oleh para tuan guru di pulau lombok, sebelum dan setelah kehidupan beliau. Jumlah
penduduknya yang sangat besar, adalah tantangan sekaligus potensi demografis
yang besar untuk mendorong kemajuan bersama. baru-baru ini, desa kembang kuning
di lombok timur juga mencuri perhatian dengan meraih predikat desa wisata
(dewi) berkembang terbaik se-indonesia.
Di
sumbawa barat, pemerintah setempat dan warganya sedang berjuang untuk
mewujudkan smelter. Dengan kerja bersama, KSB telah melahirkan kisah sukses
membangun sanitasi total berbasis masyarakat (stbm). KSB merupakan satu-satunya
daerah di ntb yang sudah mencapai buang air besar sembarangan (babs) nol. Dan
mereka mendapatkan pengakuan unesco atas capaian ini.
“Semua
yang kami sampaikan tersebut, bukanlah gambaran lengkap atas ikhtiar, dan
kerja-kerja yang telah kita lakukan bersama. kita meyakini, ikhtiar yang telah
dilakukan jauh lebih kompleks ketimbang yang bisa disampaikan dalam kesempatan
ini. Ikhtiar dan mimpi-mimpi yang kita renda saat ini, sebagian mungkin akan
menuai hasil menggembirakan. Sebagian lainnya mungkin akan menemui kegagalan. Tapi
hasil akhir bukanlah ranah manusia. Tugas kita adalah menyatukan kekuatan. Bekerja
bersama, menangis bersama, menguatkan persahabatan yang tulus dalam meniti
jalan panjang pembangunan ini. Hasilnya, kita akan serahkan pada Tuhan, Pemilik
Takdir Manusia,” pungkasnya (GA. Im/Ese*).