Abdul Mufakhir, S.Psi, M. Ak |
Sejak istilah milleneal dicetuskan oleh Willliam Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987 dalam tulisannya pada buku Generations: The History of America's Future Generations, 1584 to 2069 (1991) dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000) penggunaan istilah tersebut mulai populer sekaligus menggambarkan generasi yang terlahir dimana dunia modern dan teknologi canggih seperti gadget mulai dikenal.
Generasi yang tumbuh besar di era digital dimana teknologi menjadi sarana penghubung social tidak lepas dari kebutuhan akan gadget/dawai. Benda yang tidak pernah lepas dari genggaman Generasi milleneal dalam setiap aktivitas keseharian adalah gadged.
Segala akvitas kehidupan ingin digenggam dalam satu genggaman diselesaikan semua melalui tekhnologi bernama gadget/dawai. Aktivitas social yang nyata dilapangan tergantikan melalui aktivitas social yang bersifat semu dalam dunia maya, dimana yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa jauh karena setiap individu sibuk dengan gadgetnya masing-masing.
Berdasarkan data statistic kesejahtraaan rakyat provinsi Nusa Tenggara Barat 2019, persentase penggunaan handphone untuk mengakses internet usia 5 tahun keatas tercatat mencapai angka 96.33 persen.
Era digital telah mengubah pola aktivitas generasi milleneal, dimana segala sesuatu akses kehidupan social baik belanja online, transaksi bank dan aktivitas social media lainnya, semua cukup menggunakan gadget.
Era digital juga telah mendorong kemajuan pemikiran birokrasi untuk memanfaat perkembangan Teknologi yang semakain maju sehingga memberi ruang birokrasi dalam bermetamorfosis mengikuti perkembangan jaman.
BPS mencoba untuk ‘membaca jaman’ dengan memanfaatkan gadget dengan membangun sensus penduduk berbasis online. Sejak dimulai sensus penduduk tahun 1961 sampai tahun 2020 perubahan mencolok dalam sensus penduduk 2020 yakni digunakan pertama kali sensus penduduk online dalam sejarah sensus penduduk Indonesia.
Dengan bermodal gadged setiap penduduk dapat mencacah dirinya dengan cukup mengakses ke alamat sensus.bps.go.id. Generasi milleneal dapat dengan mudah mengases alamat tersebut sama seperti mengakses belanja online yang sudah trend dikalangan anak muda milleneal, cukup bermodal jaringan internet segala sesuatunya bisa tuntas dalam sekejap mata. Selain itu, sensus penduduk online yang berlagsung 15 Februari -31 Maret 2020 ini lebih fleksibel karena dapat diisi kapan dan dimana saja hanya dengan modal KTP dan kartu keluarga serta buku nikah bagi anggota keluarga yang sudah menikah.
Kabupaten bima sendiri disetiap pelosok daerah hamper memiliki akses akan internet. Kemudahan akses tersebut perlu harus dibarengi membangun iklim kesadaran kolektif masyarakatnya. Negera-negara yang maju telah melakukan hal sama untuk mencacah jiwa setiap penduduknya. Bila dibandingkan dengan Negara-negara maju seperti Australia, penggunaan sensus online telah dilakukan lebih awal.
Bahkan Negera-negara maju tersebut justru mewajibkan bagi warga negara untuk mengisi sensus online, bagi warga Negara yang tidak mengsi akan dikenai denda 180 dolla AS (1,8 juta rupiah) setip hari keterlambatan mengisi sensus online.
Hal tersebut tidak dilakukan di Indonesia, bagi warga Negara yang belum dicacah pada sensus penduduk online akan di cacah pada Juli 2020 secara dor to dor oleh petugas sensus, sehingga narasi besar sensus penduduk tahun 2020 yakni mencatat Indonesia dapat tercapai. Setiap penduduk baik diperkotaan maupun dipedalaman dan pelosok-pelosok negeri harus dipastikan tercatat dalam sensus penduduk 2020.
Begitu pentingnya sensus tersebut dalam membangun perencanaan Negara, setiap dinegara di berbagai belahan bumi berlomba-lomba melakukan hal yang sama untuk mengumpulkan data penduduknya. Pelaksanaan sensus di Indonesia akan digelar berbarengan dengan 54 negara lain secara serentak.
Beberapa negara yang akan menggelar sensus bersamaan dengan Indonesia adalah Amerika Serikat, China, Jepang, Singapura, dan Malaysia. Ada kekhawatiran yang sama dari negera-negara didunia dimana lonjakan penduduk bumi semakain tinggi.
Bumi yang sedia kalanya dipridiksi hanya bisa dihuni oleh 4 milyar manusia, kini naik signifikan menjadi 7,61 milyar populasi manusia dimuka bumi. Tentunya menjadi kekhawitiran apabila bumi sudah tidak akan sanggup lagi menyediakan pangan bagi penghuni bila lonjakan tersebut terus bertambah. Berbagi konflik didunia muncul akibat memperebutkan sumber-sumber pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Dalam tataran lokal jumlah penduduk Kabupaten Bima sendiri berdasarkan proyeksi BPS Kabupaten Bima sejak 2010 sampai sekarang rata-rata naik 5 ribu jiwa penduduk tiap tahunnya, dimana penduduk bima tahun 2019 terproyeksi 488.577 ribu jiwa dengan komposisi perempuan lebih banyak dari populasi laki-laki dengan sex ratio 99,17.
Data-data penduduk menjadi penting dan fundamental bagi dasar-dasar perencanaan pembangunan kabupaten bima. Ketersedian lahan pangan menjadi isu penting ditengah lonjakan penduduk bima yang didominasi bermata pencaharian pertanian.
Hutan-hutan mulai terdeforisasi akibat pembukaan lahan pertanian jagung untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduknya, sementara sector mata pencaharian lain belum sepenuhnya di berdayakan.
Selain itu Kabupaten Bima mulai memasuki bonus demografi dimana usia produtif (15 tahun keatas) lebih banyak ketimbang usia non produktif (15 tahun kebawah dan usia 65 keatas) , tentunya ditengah masuknya demografi penduduk tersebut ketersediaan lahan kerja sangat diperlukan untuk memberdayakan bonus tersebut.
Secara garis besar tujuan besar sensus penduduk adalah pertama memiliki data jumlah penduduk, komposisi penduduk, distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia. Kedua kita memiliki parameter demografi, proyeksi penduduk serta indikator sustainable development goals.
Data-data dalam merencanakan tersebut diperlukan untuk dapat menjawab isu permasalahan diatas dan mengambil kebijakan yang tepat karena dengan data yang akurat akan mengahasilkan keputusan yang tepat sasaran.
Maka tentunya sudah menjadi tanggungjawab bersama masyarakat bima khususnya untuk mensukseskan dan berpartisipasi aktif dalam mengsuskses kegiatan tersebut.
Kesadaran akan pentingnya data penduduk dari masyarakat bima sangat membantu pemerintah menentukan arah kebijakan pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten Bima kedepannya. “Jangan tanyakan apa yang negera berikan untukmu , tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepeda negaramu” demikian kutipan Pidoto John F Kennedy dalam membakar semangat rakyatnya untuk mencintai negaranya pasca perang dunia II.
Kutipan tersebut tidak berlebihan untuk membangkitkan lagi semangat nasionalisme generasi mileneal sekarang karena hanya dengan semudah belanja online masyarakat dapat membantu mengakses dirinya dalam sensus penduduk online untuk membantu Negara dalam menyediakan data dasar yang funsdemental untuk perencanaann pembangunan kedepannya.*Penulis, Pemerhati Sosial Bima.