Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Mengisi libur pelayanan dan sambil tetap menjaga jarak sosial sesuai instruksi pemerintah dan protokol kesehatan, Museum Asi Mbojo melakukan penataan ruang dan pemutakhiran data koleksi.
Kepala UPT Museum Asi Mbojo, Ruslan, S.Sos, menyebutkan bahwa koleksi dikelompokkan sesuai dengan jenis dan fungsi koleksi. "Sedangkan ruangan ditata secara tematik berdasarkan koleksi. Setiap ruangan dan pelataran diberi nama dengan nama Sultan Bima," ungkap pria yang kerap disapa Alan Malingi ini kepada Garda Asakota, Rabu (1/3).
Alan memberi contoh pelataran sebelah utara diberi nama Pelataran Sultan Abdul Kahir 1 untuk mengenang jasa Abdul Kahir 1 mendirikan kesultanan Bima. Ruangan Koleksi benda pusaka diberinama Ruang Tatarapa karena isinya sebagian besar koleksi keris tatarapang peninggalan kerajaan Bima.
"Ruangan dengan koleksi alat kesenian diberinama ruang Iambela untuk mengenang jasa Sultan Bima kedua Abdul Khair Sirajuddin yang memiliki andil besar dalam seni budaya Mbojo," katanya.
Nama lainnya, kata dia, aula Rapat bagian dalam sebelah utara diberi nama Aula Rapat Sultan Jamaluddin untuk mengenang kisah perjuangan Sultan Jamaluddin. Kumpulan koleksi alat pertanian diberi nama ruangan Sultan Ismail untuk mengenang jasa Sultan Ismail nenyelamatkan ekonomi Bima setelah letusan Tambora 1815. Demikian pula dengan nama ruangan lainnya. 16 ruangan di Asi Mbojo diberinama dengan nama Sultan Bima.
Diakuinya, ada 396 koleksi di Museum Asi Mbojo. Data semua koleksi telah dilakukan pemutakhiran sejak januari 2020. Sejak Asi Mbojo dijadikan Museum pada tahun 1995, belum ada pemutakhiran data koleksi.
"Alhamdulillah 20 tahun berlalu, setiap koleksi akan bercerita kepada para pengunjung tentang sejarah, ukuran, bahan pembuatan dan fungsinya di masa lalu," katanya.
Penataan ruang dan pemutakhiran data koleksi bekerja sama dengan STIT Sunan Giri Bima, para budayawan dan sejarahwan serta komunitas pemerhati sejarah dan budaya Bima.
"Kita berdoa semoga Corona cepat berlalu. Masyarakat Bima dan wisatawan akan dapat melihat wajah baru penataan koleksi dan ruangan di Museum Asi Mbojo," harap Alan Malingi. (GA. 212*)