M. Irfan dan Ismet Jayadi |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Politisi kawakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Bima, M. Irfan, S.Sos, M.Si, ditetapkan sebagai Ketua PKB Kota Bima periode 2021-2025 menggantikan Ketua sebelumnya, Anshar MS, SE.
Bersama Irfan, pihak DPP juga mempercayakan figur Ismet Jayadi sebagai Sekretaris, dan beberapa nama lainnya menjadi Dewan Syuro.
Sebelumnya, Irfan yang juga anggota DPRD Kota Bima dua periode ini dipilih secara aklamasi dalam gelaran Muscab DPC PKB Kota Bima di Hotel La Ila sekitar bulan Maret 2021 lalu.
Berdasarkan kriteria dan scoring internal Partai, tidak adanya figur lain yang dinilai memenuhi kriteria untuk memimpin Partai besutan Muhaimin Iskandar tersebut menjadi pertimbangan utama.
"Terpilihnya pak Irfan sebagai Nakhoda baru DPC PKB Kota Bima berdasarkan hasil scoring nama-nama yang ada sejak Maret lalu, baik berdasarkan aspirasi di tingkat bawah sampai pada badan otonom," ungkap Sekretaris terpilih DPC PKB Kota Bima, Ismed Jayadi kepada wartawan Minggu pagi (19/9) via ponselnya.
Diakuinya pula banyak dasar yang dipakai namun yang menjadi penentu adalah loyalitas serta pengabdiannya terhadap partai.
Dan faktor inilah rupanya yang membuat terkecoh lantaran sebagian nama nama calon tersebut pernah bolak balik nyaleg di Partai lain setiap pemilu dan hal ini sangat mempengaruhi hasil scoring," terang Ismet kepada wartawan.
Menurutnya, loyalitas pengabdian, komitmen dan eksistensi Irfan kepada partai tetap terjaga kendati bukan dalam bagian kepengurusan, menjadi scoring penentu karena Partai pun mengecek data datanya di KPU termasuk nama-nama lainnya.
"Inilah yang menjadi dasar DPP untuk menentukan struktur pengurus. Sosok Irfan ini kan nggak perlu dinilai lagi karena sudah terbukti dua periode menjadi anggota dewan dan hanya beliau pula politisi PKB yang eksis di Kota Bima," imbuh mantan Aktivis 1998 ini.
Kedepan, kata dia, PKB punya harapan besar kepada sosok Irfan ini selain sudah teruji selama dua periode dia juga punya kapasitas, sehingga diharapkan PKB nantinya makin Jaya di Kota Bima.
"Karena itu Partai jangan dijadikan sebagai ekor penguasa, tapi tetap selalu berada di garis depan perjuangan bersama rakyat. Partai yang tidak dekat dengan penguasa, namun dak ada jarak dengan pemerintah dan rakyat," tandas Ismet. (GA. 003*)