Ketua Umum PBSI NTB 2019-2022, H Junaidin Yaman, ST.,MT., (Kiri) dan Ketua Panitia Penjaringan Balon Ketua Umum PBSI NTB 2022-2025, Yuliadin, S.Sos. |
Mataram, Garda Asakota.-
Masa kepengurusan Pengurus Provinsi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Periode 2019-2022 yang diketuai oleh H Junaidin Yaman, ST.,MT., akan segera berakhir pada tanggal 15 September 2022 mendatang.
Mulai hari ini, 01 Juli 2022, Panitia Pelaksana Penjaringan Musyawarah Provinsi (Musprov) PBSI NTB, mengumumkan membuka penjaringan Bakal Calon (Balon) Ketua Umum PBSI NTB Periode 2022-2025 untuk menjaring para balon Ketua Umum yang memiliki visi dan misi yang kuat serta energik dalam memajukan olahraga bulutangkis di NTB.
"Mulai hari ini kami umumkan bahwa tahapan proses penjaringan Balon Ketua Umum PBSI NTB mulai dibuka. Dimulai dari proses sosialisasi kepada masyarakat atau warga PBSI dan kemudian akan dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya sesuai dengan Peraturan Organisasi (PO) PBSI Nomor 001 tahun 2018," ujar Ketua Panitia Penjaringan Balon Ketua Umum PBSI NTB Periode 2022-2025, Yuliadin, S.Sos., kepada Garda Asakota, Jum'at 01 Juli 2022.
Pengumuman Penjaringan Calon Ketua Umum PBSI NTB 2022-2025 |
Tahapan penjaringan Balon Ketua Umum PBSI NTB ini menurutnya dimulai dari tanggal 01 Juli 2022 hingga tanggal 10 Agustus 2022. Bagi para figur yang ingin mendaftar menjadi Balon Ketua Umum PBSI NTB, pihaknya mempersilahkan datang secara langsung ke Sekretariat Penjaringan Ketua Umum PBSI NTB di GOR Bulutangkis Jalan Arya Banjar Getas Ampenan Kota Mataram untuk mengambil blangko persyaratan yang dibutuhkan.
"Diharapkan para Balon Ketua Umum dapat mengambil langsung formulirnya di Sekretariat Penjaringan. Mengacu kepada PO dan AD/ART PBSI, para Balon Ketua Umum harus mengisi semua formulir yang kita siapkan. Dan diharapkan para Balon Ketua Umum tersebut bisa mengambil langsung formulirnya ke Sekretariat Panitia. Ada sekitar tujuh (7) formulir yang harus diisi. Jadi ini semua sudah sesuai dengan acuan PO PBSI Nomor 001 tahun 2018 tentang Penjaringan Tatacara dan Persyaratan Balon Ketua Umum Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota. Jadi itu dasar acuannya," terang pria mantan Ketua DPRD Kabupaten Dompu ini.
Untuk menjadi Balon Ketua Umum PBSI, menurutnya, minimal figur tersebut harus didukung oleh tiga Kepengurusan PBSI Kabupaten dan atau Kota.
"Jadi ini sifatnya terbuka untuk umum, yang terpenting bisa mendapatkan surat dukungan minimal tadi. Siapa saja bebas, yang penting dia tidak sedang memimpin organisasi lain," imbuh pria yang akrab disapa Bucek ini.
Menurut pria yang saat ini memimpin Partai UMMAT Provinsi NTB, Musyawarah Provinsi (Musprov) PBSI yang bakal dihelat sekitar Agustus mendatang, akan dihadiri oleh seluruh pengurus PBSI yang ada di 10 Kabupaten/Kota.
"Pesertanya nanti adalah Pengurus PBSI di 10 Kabupaten dan Kota. Sementara yang memiliki hak suara dalam Musprov tersebut ada 11 yakni pengurus PBSI di 10 Kabupaten/Kota memiliki masing-masing satu suara dan satu suaranya lagi dari PBSI NTB," timpalnya.
Pihaknya berharap pelaksanaan Musprov PBSI NTB dapat terlaksana dengan baik dan lacar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkannya.
"Moga saja bisa kita laksanakan tanpa adanya halangan atau kendala dan kita berdo'a moga kita bisa mendapatkan Calon Pemimpin PBSI yang benar-benar visioner dan energik. Minimal diatas satu tingkat dengan Ketua sebelumnya," harapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBSI NTB Periode 2019-2022, H Junaidin Yaman, ST.,MT., berharap figur penggantinya kedepan dapat memiliki kemampuan untuk memajukan pembinaan olahraga bulutangkis di NTB.
"Kami berharap, Musprov PBSI ini nanti bakal melahirkan pemimpin PBSI yang dapat memajukan olahraga bulutangkis ini jauh lebih pesat lagi. Figur pemimpin yang dapat melakukan pembinaan-pembinaan dan pelatihan atlet bulutangkis secara berkelanjutan. Saya berharap lahir figur muda yang energik serta mau mengurus bulutangkis secara totalitas. Sebab mengurus bulutangkis itu bukanlah sesuatu hal yang gampang," harap mantan birokrat Pemprov NTB yang telah mengabdi di PBSI ini selama kurun waktu 30 tahun ini.
Pihaknya mengaku sudah memimpin PBSI NTB selama lima (5) Periode Kepengurusan. Dan ia mengaku memimpin PBSI bukan merupakan perkara yang gampang.
"Saya memimpin PBSI NTB ini sudah hampir 20 tahun. Dan kalau dihitung-hitung, masa pengabdian saya di PBSI ini sudah hampir 30 tahun. Selama saya mengurus PBSI, hanya ada dua (2) atlet NTB yang berhasil masuk kedalam Pelatnas, yakni atas nama Firmansyah dan Wahyu Nayaka. Itu pun di era tahun 1980-an. Setelah itu sudah tidak ada lagi, kenapa? karena kesulitannya banyak," terang pria yang merupakan atlet senior bulutangkis NTB ini.
Menurutnya, untuk bisa masuk ke Pelatnas Bulutangkis, seorang atlet itu harus bisa mendapatkan dan mengumpulkan poin yang banyak dari hasil pertandingan di berbagai event dan turnamen.
"NTB tentu tidak memiliki kemampuan anggaran untuk mengirimkan atletnya bertanding diberbagai event di luar. Sebab kita tidak memiliki ketersediaan anggaran. Kesulitan lainnya adalah para atlet kita sulit untuk berlatih seperti para pemain yang ada di Jawa. Minimal latihan bulutangkis itu dua kali sehari. Disisi lain daya dukung dari Pemerintah Daerah sama sekali tidak ada. Bayangin saja, saya bangunkan sendiri gedung GOR Bulutangkis sebagai tempat berlatih dan bertanding dari para atlet yang tergabung dalam berbagai klub yang berada didalam naungan PBSI. Kendala-kendala ini yang harus diretas oleh Pemimpin PBSI kedepannya," pungkasnya. (GA. Im*)