Suasana pertemuan para aktivis pergerakan dan pemerhati Kota Bima, Sabtu sore di ASI Mbojo Kota Bima. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Sejumlah aktivis pergerakan maupun pemerhati Kota Bima Sabtu sore (24/7/2022) berkumpul di halaman Asi Mbojo dalam rangka diskusi dan refleksi arah perjalanan Kota Bima.
Terkait kehadiran mereka ini, Ismet Jayadi Penggagas pertemuan tersebut menjelaskan sifat pertemuan yang terbuka untuk umum dan bisa dihadiri siapa saja.
”Pertemuan dan diskusi ini siapa saja bisa hadir, dari mana saja, yang memiliki ide dan visi yang sama akan kepedulian keberpihakan kepada Kota Bima yang lebih baik, silahkan bisa hadir dan bergabung," ungkap Ismet dalam pertemuan tersebut.
Karena sifatnya terbuka untuk siapa saja, pihaknya tidak takut dimata-matai. Justru pihaknya ingin mengajak semua orang untuk mengerti bagaimana recovery kota Bima ini dari bencana zona tidak nyaman menjadi zona aman.
"Kami ingin mengajak setiap orang yang memiliki ide bagaimana tumbuhkan kembali kehidupan sosial- ekonomi, sehingga lapangan kerja tercipta, kemiskinan berkurang.
Kota Bima membutuhkan Pemimpin yang mengerti mengatasi pengangguran, kemiskinan, sampah dan keamanan,” paparnya.
Kota ini Kecil namun sejuta masalah yang timbul, sehingga Perlu diskusi untuk melahirkan Petisi Penyelamatan Kota Bima dari ketidak aman dan nyaman lagi.
Penggagas diskusi lainnya Ewan En Es Je (nama di FB) secara khusus memaparkan bahwa perjalanan Pemerintah Kota Bima dibawah HM.Lutfi, tidak sesuai dengan harapan yang di Kampanyekan saat Pemilu 2018 lalu.
”Tidak sesuai ekspektasi, apalagi visi misinya, mulai dari persoalan sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
Kota ini sudah tidak aman karena banyak masalah akibat benturan-benturan yang entah sengaja atau tidak diciptakan,” paparnya.
Menurutnya pada masa awal kepemimpinan HML sudah dihadapkan dengan keadaan yang tidak nyaman. Tahun pertama Pemerintah HML benturan politik sudah dimulai.
"Hingga hari ini, hubungan Walikota dan Wakil Walikota tidak harmonis. Dan hal itu berakibat pada kebijakan yang dilahirkan.
Peran Wakil Walikota dipangkas habis,” kritiknya.
Mega Tokoh Pemuda asal Raba Dompu memaparkan ketika dilantik kedua pasangan ini sangat kompak dan serasi.
”Tapi bagi saya bukan soal serasi atau tidak. Yang penting adalah KA coi Angi (saling menghargai).
Seperti halnya nasib kami para kontraktor tidak di ka coi (tidak dihargai), padahal Kontraktor itu Aset Daerah yang bisa menyumbangkan PAD.
Kami kontraktor diwarisi satu keadaan yang tidak mudah, yakni monopoli kontraktor dadakan. Diskusi ini buat saya adalah bagaimana bangkit dari bencana zona tidak nyaman ini”.
Ilham alias Guru Toi mengungkapkan bahwa Diskusi ini adalah semata-mata bentuk perhatian rakyat kota Bima akan masa depan Kota Bima yang lebih baik, lebih nyaman dan juga aman.
Juli Pegiat UMKM mengkritisi tidak bersinerginya hubungan Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima. ”Bima ini satu hanya administrasi Pemerintahannya saja yang membatasi ruang lingkupnya.
Mestinya sinergitas kedua daerah akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial yang madai.
”Bagaimana bisa harmonis, dengan Wakil Walikota saja tidak harmonis, tentu berdampak pada hubungan antar daerah.
hubungan yang tidak harmonis itu akan tercermin dalam kebijakan dan roda pemerintahan," sorotnya.
Pertemuan dan diskusi tersebut dihadiri juga oleh H. Ridwan, Ben Junior, Agus Mawardi dan para tokoh muda Kota Bima dan Bripda Budi dari Polres Bima Kota. Karena besarnya harapan banyak pihak, pertemuan yang diadakan di halaman ASI Mbojo perlu dilakukan lagi.
Untuk itu Penggagas mengundang warga yang peduli akan Kota Bima untuk dapat hadir pada Minggu sore (24/7/2022) di lapangan Pahlawan Raba. (GA. 212*)