Walikota Bima saat diwawancara sejumlah wartawan. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Walikota Bima, HM. Lutfi, mengakui adanya kendala dukungan anggaran terhadap maksimalisasi pembangunan perumahan relokasi di Kadole dan lainnya. Keadaan ini menyebabkan beberapa fasilitas umum lainnya tidak bisa terpenuhi seperti sarana pendidikan dan lainnya.
Anggaran yang seharusnya cukup digunakan untuk membangun relokasi, diakuinya tersisir untuk pembangunan jembatan, DAM Kapao, dan jembatan padolo, sehingga pemenuhan itu tidak terpenuhi untuk fasilitas lain.
"Jadi baru kita usahakan adanya fasilitas masjid," katanya kepada sejumlah wartawan di kantor Walikota Bima, Kamis (4/8/2022).
Menurutnya, dari anggaran yang dikucurkan sebesar Rp166 milyar saat itu, tidak cukup, karena masih ada sekitar 101 rumah lagi yang belum terpenuhi.
Meski demikian, saat JICA datang kemarin, mereka cukup memberikan apresiasi. Kata dia, yang seharusnya tuntutan pembangunan rumah relokasi sekitar 417 unit, tapi Pemkot Bima bisa membangun hampir 1.000 lebih unit rumah.
Disinggung adanya keengganan warga yang pindah ke lokasi perumahan? Walikota justru menegaskan bahwa sudah 100 persen warga mau pindah.
"Sudah selesai, finish. Kendalanya tidak mau karena mereka minta dipindahkan, maunya kita dirubuhin rumah yang ditinggalkan kemudian mereka minta barangnya diangkut.
Itu menjadi kendala kita. Tapi in shaa Allah kita usahakan bagaimana pindah barang barang mereka. Sebab kita inginkan tidak ada lagi kekumuhan di pinggiran sungai seperti di Rontu yang sudah tertata dengan baik," pungkasnya. (GA. 335*)