Ketua Umum KONI NTB, H Mori Hanafi, saat menggelar konferensi pers di Sekretariat KONI NTB pada Senin 05 September 2022.
Mataram, Garda Asakota.-
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya dinyatakan memiliki kesiapan untuk melaksanakan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXII tahun 2028 oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
"Seluruh persiapan untuk menjadi tuan rumah bersama PON XXII tahun 2028 sudah kami lakukan dan Alhamdulillah berdasarkan hasil visitasi KONI Pusat yang dilakukan beberapa waktu lalu, dinyatakan bahwa NTB dan NTT memiliki kesiapan sebagai tuan rumah PON XXII tahun 2028 mendatang," kata Ketua Umum KONI NTB, H Mori Hanafi, kepada sejumlah wartawan, Senin 05 September 2022.
Mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini mengungkapkan untuk penawaran atau bidding ini akan dilaksanakan 12 September di KONI Pusat. Sedangkan, penentuan tuan rumah diputuskan pada Musyawarah Olahraga Nasional yang juga dilaksanakan di KONI Pusat pada 13 September di Jakarta.
"Nanti ini akan dihadiri perwakilan dari Pemprov dan KONI NTB, termasuk NTT. Mengingat NTB dan NTT ini calon tunggal," terang Mori Hanafi.
Anggota DPRD NTB ini mengungkapkan karena untuk menjadi tuan rumah PON membutuhkan dana yang tidak sedikit, maka KONI bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) harus bekerja keras menyambut kegiatan olahraga terbesar di tanah air tersebut.
"Setelah penetapan sebagai tuan rumah nanti, tentu Pemprov dan KONI akan bekerja keras untuk dua substansi salah satunya penyiapan fasilitas venue yang dilaksanakan harus berstandar internasional. Mengingat besarnya anggaran untuk PON nanti terdiri dari sumber pertama bantuan pusat dari APBN dan APBD provinsi dan APBD kabupaten dan kota dan sponsor dan dana pihak ketiga yang sifatnya sah dan tidak mengikat," ucapnya.
Untuk itu kata Mori, KONI dan Pemprov akan membuat Perda PON. Contoh Perda pada saat Papua menjadi tuan rumah PON. Perda sebagai payung dan landasan hukum dalam persiapan sebagai tuan rumah PON. Keinginan NTB dan NTT ini menjadi PON terbaik dalam sejarah PON. Karen itu tekad sukses sebagai tuan rumah dan sukses juga prestasi harus diraih.
"Kita sedang berusaha mencari jalan tentunya yang sah dan halal untuk menambah anggaran KONI, mengingat Pemprov sedang tekanan viskal berat setelah pandemi COVID-19 yang jalan dua tahun. KONI NTB buat koperasi untuk cari anggaran yang sah dan halal untuk semuanya dikembalikan ke olahraga," terangnya.
Mori menuturkan kelebihan dipercayanya NTB sebagai tuan rumah tentu harus disambut positif. Pasalnya seluruh fasilitas di bangun negara, venue fasilitas olahraga seperti stadion berkapasitas 70 ribu penonton dengan estimasi biaya ratusan miliar bahkan triliunan. Bahkan, 27 venue lapangan tembak terbaik diprediksi habiskan anggaran triliunan rupiah. GOR Turide akan di revitalisasi, begitu halnya yang di Lombok Tengah.
"Anggaran PON 2028 yang akan diberi nama PON Nusa Tenggara ini nanti bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten dan kota, sponsor dan dana pihak ketiga yang sah. Oleh karena itu akan segera buat Peraturan Daerah (Perda) PON seperti daerah yang sudah menjadi tuan rumah sebagai landasan hukum persiapan menghadapi PON 2028.
"Demi suskesnya penyelenggaraan dan bisa mendapatkan prestasi, KONI NTB sedang berusaha cari jalan menambah anggaran ditengah saat ini Pemprov sedang alamai fiskal yang berat. Salah satu cara kami pada 10 September akan menggekar konser Slank untuk kegiatan menuju PON 2028," katanya.
Sementara, terkait Cabang Olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan pada PON XXII tersebut, Mori Hanafi mengatakan ada sebanyak 54 Cabor akan siap dipertandingkan dalam PON XXII bersama antara Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur di 2028 mendatang.
"Ada 54 Cabor yang disepakati untuk dipertandingkan. Di antaranya 27 Cabor digelar di NTB dan 27 Cabor dilaksanakan di NTT," terangnya.
Ia merincikan Cabor-cabor tersebut antara lain Aerosport, Anggar, Atletik, Balap Sepeda, Berkuda, Bermotor, Bola Basket, Bola Voli, Dance Sport, Futsal, Golf, Hoki, Judo, Karate, Kick Boxing, Kuash, Menembak, Muaythai, Panahan, Panjat Tebing, Pentaque, Selancar, Selam, Sepatu Roda, Tenis, Tarung Drajat, Triathlon. Kesemua Cabor ini dilaksanakan di NTB sebagai tuan rumah.
Sementara Cabor lain seperti Angkat Besi, Akuatik, Biliard, Bola Tangan, Binaraga, Bridge, Bulutangkis, Catur, Cricket, Dayung, E-sport, Gateball, Gulat, Hapkido, Layar, Pencak Silat, Rugby, Senam, Sepak Bola, Sepak Takraw, Kempo, Taekwondo, Tenis Lapangan, Tenis Meja, Tinju dan Wushu dilaksanakan di NTT sebagai tuan rumahnya.
"Dari 54 Cabor ada beberapa Cabor yang memang organisasinya belum ada di NTB, misalkan Hoki. Jadi ini tantangan kita untuk segera membentuk organisasi, baru setelah itu kita carik atlet. Sehingga kita tidak asal ikut untuk meraih medali dan waktu enam tahun tidak lama," ujarnya.
"Apalagi Cabor yang akan dipertandingkan dengan atletnya minim. Dan ini butuh dana yang tidak sedikit untuk bentuk atlet, sehingga jadi ini PR kita bersamalah," sambung Mori.
Menurut dia meski jumlah Cabor tersebut belum ditetapkan secara resmi, namun NTB bercita-cita di PON 2028 tersebut bisa masuk lima besar secara nasional.
"Mudah-mudahan ini bisa terwujud dan paling sebagai tuan rumah kita harus ikuti semua Cabor yang akan dipertandingkan," ucap Mori. (GA. Im*)