Mataram, Garda Asakota.-
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB)
mengungkapkan persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB yang akan digelar
pada 18 Februari-26 Februari 2023 berlangsung ditengah segala keterbatasan.
"Ini persiapan Porprov di tengah segala keterbatasan.
Meski begitu panitia optimis, kekurangan anggaran itu bisa teratasi," ujar
Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi usai memimpin rapat persiapan Porprov di Mataram,
Senin 09 Januari 2023.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalokasikan
anggaran sebesar Rp7 miliar dari usulan Rp14 miliar yang diajukan untuk
menyukseskan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang akan berlangsung pada 18
Februari 2023 mendatang.
"Dari Rp14 miliar kita mampu baru Rp7 miliar, sehingga
masih ada kekurangan dari sisi anggaran," kata Sekda NTB lalu.
Ia menjelaskan dari usulan Rp14 miliar tersebut sebetulnya
Pemprov NTB awalnya menyanggupi Rp10,5 miliar.
“Hanya saja setelah ada efisiensi anggaran alokasi yang
tersedia menjadi Rp7 miliar, sehingga masih ada kekurangan Rp3,5 miliar,”
ungkapnya.
Dari hasil rapat tersebut, panitia telah membuat
skenario-skenario bagaimana menjalin kerjasama dengan instansi lain termasuk
unsur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Tidak hanya itu seluruh OPD lingkup Pemprov diharapkan dapat berkolaborasi satu
sama lain.
"Spiritnya gotong royong. Meski di tengah ketebatasn
tapi panitia berkomitmen untuk melaksanakan dengan penuh tanggugjawab standar
nasional dan ini langkah awal untuk mendapatkan gambaran road map menuju 20
mendali emas pada PON di Medan dan Aceh yang akan datang," paparnya.
Sekda menjelaskan Porprov kali ini menjadi titik awal NTB
menyiapkan persiapan banyak hal. Termasuk ajang ini juga untuk membuat gambaran
bagaimana NTB melakukan persiapan matang ketika menjadi tuan rumah PON bersama
NTT pada 2028 mendatang.
"Segala hal kita persiapakan. Kita belajar menjadi
panitia yang baik. menyiapkan venue-venue. Lalu apa kebutuhan akomodasi
transporatasi yang perlu dipersiapkan," urainya.
Selain belajar menjadi tuan rumah dari even-even yang sudah
ada tentunya banyak even skala nasional hingga internasional menjadi pelajaran
juga dalam menyelenggakan kegiatan.
"Sehingga pada saat jadi tuan rumah PON 2028 kita
benar-benar bisa sempurna," ujarnya.
PON yang berlangsung di Papua pada 2020 yang lalu
menempatkan NTB berada diperingkat sembilan besar nasional. Tentunya pada
pelaksanaan PON berikutnya NTB bisa diperingkat tujuh hingga lima besar.
"Kemarin kita pada posisi sembilan besar. kita dapat 15
Emas, Perunggu dan Perak. Kemudian sekarang kita ingin peringkat ke tujuh.
Mudah-mudahan bisa menjadi peringkat lima dan sebagainya," katanya.
Sementara Ketua KONI NTB, Mori Hanafi mengaku anggara Rp7
miliar itu dirasa sangat kurang jika berkaca dari Porprov tahun-tahun
sebelumnya.
"Ini anggaran sangat jauh dari kata cukup. Tetapi untuk
persiapan Porprov sendiri hingga saat ini baru mencapai 75 persen,"
ujarnya.
Untuk menutupi kekurangan itu, pihaknya akan mencarikan
sumber lain agar kebutuhan dana minimal bisa teratasi.
"Kita masih kurang Rp3,5 miliar. Insya Allah bisa kita
tutupi dari sejumlah skema seperti sponsor, kita jual air minum juga. Belum
lagi hal hal lain," imbuhnya.
Target NTB, pelaksanaanya harus berstandar nasional. Sebab
NTB akan menuju PON 2028. Oleh karenanya persiapan intensif yang cukup mesti
dilakoninya sejak awal tahun ini.
"Kita sudah target Porprov ini rasa PON, standar nasioanl. Kenapa? Karena kita mau menjuju PON 2028, kita optimis. Makanya di rapat panitia ini, kita sudah perbiki diri, efektivitas kerja akan berjalan lebih baik setelah pertemuan hari ini," pungkasnya. (GA. Im*)