Ilustrasi |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Sejumlah warga Kota Bima mengeluhkan terjadinya kerusakan kendaraan mereka secara tiba-tiba paska mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian BBM yang berada di Penatoi Kecamatan Mpunda Kota Bima.
Melalui sejumlah akun Facebook, warga ini pun melampiaskan kekesalannya paska mengisi BBM jenis pertalite di SPBU itu, tiba-tiba kendaraannya mengeluarkan asap putih tebal.
“Korban POM Bensin Penatoi isi Petalite yang masuk Solar campur Pertalite. Kemarin hari Selasa di Pompa paling kanan.
Bagi yang pernah isi Pertalite pada hari Selasa itu, periksa kembali motornya. Kita rame-rame demo Pom Bensin Penatoi. Motor langsung keluar asap putih tebal,” tulis akun FB Udho Faisal yang dikutip media ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh akun FB, Ir Raka. Melalui akun FB-nya Ir Raka, ia pun membagikan postingan FB Udho Faisal seraya menulis.
“Bukan kebetulan lagi, tepatnya hari Selasa, saya sendiri mengalami hal yang sama, motor mogok, susah hidup dan asap tebal,” tulis Ir Raka sembari menambahkan emotikon marah.
Apa sebenarnya yang terjadi di POM Bensin Penatoi ini?. Benarkah pemilik SPBU telah mencampur pertalite dengan Solar?.
Dikonfirmasi wartawan media ini, Pemilik SPBU Penatoi, Edi Sabara, mengaku mengetahui adanya kejadian pertalite tercampur solar di POM miliknya justru bukan dari pihak pengelola.
“Saya justru mengetahui adanya kejadian seperti ini berdasarkan info dari kawan melalui media sosial. Para pengelola sendiri tidak memberikan info apapun kepada saya,” kata Edi Sabara, Jum’at 02 Juni 2023.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari media sosial, ia pun kemudian menanyakan kronologis kejadiannya kepada para pengelola.
Menurutnya, tercampurnya Solar kedalam Bak Penampungan Pertalite diduga akibat dugaan kelalaian pengawasan yang saat itu memasukan selang Pertalite ke tangki yang berisi Solar.
“Ada sekitar 400 liter solar yang diduga tercampur dengan pertalite. Dan hal itu, baru terpantau di monitor sistem pengisian.
Nah di situ pengelola sadar terjadi kesalahan kenapa jarum angka pertalite tidak bergerak dan justru yang bergerak itu solar,” terang Edi Sabara.
“Nah mungkin peristiwa kebakaran yang terjadi pada sepeda motor itu adalah pertalite yang tercampur solar bukan minyak tanah setelah di cek,” sambungnya lagi.
Setelah kejadian itu tentunya pihaknya mengaku menghentikan proses pengisiannya dan tangki penampungan BBM dikosongkannya.
“Kemudian Pertamina akan mengecek kembali apakah sudah benar-benar bersih untuk dipakai lagi atau seperti apa,” timpalnya.
Saat sekarang, POM Bensin yang dimilikinya belum bisa melayani pengisian Pertalite.
“Masih menunggu rekom dari Pertamina terkait apakah tangki sudah benar-benar bisa dipakai lagi atau belum. Kalaupun sudah dibolehkan tentu akan diisi kembali untuk di jual,” katanya.
Selaku pemilik SPBU, pihaknya meminta maaf atas kelalaian yang terjadi.
“Dan kepada konsumen yang sekiranya mengalami kerugian akibat adanya kejadian ini, maka BBM nya kita ganti dan motornya kita perbaiki jika rusak,” tegas Edi.
“Tentunya untuk memastikan proses ini kami pantau melalui cctv agar tidak ada manipulasi,” timpalnya.
Kepada masyarakat yang mengisi BBM di SPBU Penatoi diharapkannya untuk tidak larut dalam kekhawatiran karena pihaknya bisa pastikan bahwa kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi.
“Kedepan kami akan lebih sigap lagi dalam bekerja. Lebih teliti lagi dalam pengawasan dan tentunya kami pun meminta maaf kepada Pihak Pertamina yang telah memberi kami kepercayaan untuk melayani masyarakat dan kami tentu akan menjaga nama baik Pertamina,” pungkasnya. (GA. 212*)