Kadistan Kota Bima, Ir H Syarafuddin, MM.
Kota Bima, Garda Asakota.-
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Bima, Ir H Syarafuddin, MM., menjelaskan
dalam menghadapi dampak elnino, Distan Kota Bima memiliki sejumlah program baik
yang bersumber dari bantuan APBN maupun yang bersumber dari APBD II.
Dari APBN atau dari Kementerian Pertanian ada usulan untuk
program jagung untuk musim penghujan kedepan dengan usulan sekitar 6 ribu
hektar.
“Itu juga sudah diusulkan ke kementerian dalam rangka
mengurangi dampak elnino ini. Mudah-mudahan tidak ada kendala karena adanya
masalah di Pusat,” terang Syarafuddin kepada sejumlah wartawan, Senin 09
Oktober 2023.
Beberapa program lainnya untuk mengantisipasi dampak elnino
menurutnya baru-baru ini juga ada pemberian bantuan dari pusat berupa pupuk
cair sebanyak kurang lebih 20 ribu botol.
“Bantuan tersebut sudah dibagikan ke masyarakat dalam rangka
persiapan tanam padi dan jagung yang akan datang,” terang pria yang baru
menjabat tiga (3) bulan sebagai Kadistan Kota Bima.
Selain itu menurutnya, ada juga pemberian bantuan
sayur-sayuran, bibit, dan juga kelengkapan menanam cabe yang diberikan kepada
tiga (3) kelompok seperti di Kolo, dan lainnya untuk mengantisipasi Elnino.
“Khusus mengantisipasi Elnino, Distan Kota Bima juga
menerima bantuan berupa benih padi sekitar 8 ton benih padi yang disalurkan
kepada 360 kelompok masyarakat,” cetusnya.
Tahun ini juga, lanjutnya, Distan Kota Bima menerima bantuan
tanaman tembakau untuk sekitar 15 hektar untuk di Jatibaru, Kolo, Oi Fo’o,
Nitu, dan Lampe.
“Alhamdulillah sekarang sudah panen untuk tahap I,” timpalnya.
Ada juga program Smart Green House yakni program
pengembangan sayur-sayuran di rumah hijau yang dibangun dengan bambu dan
dikelola oleh kelompok.
Luas areal pertanian di Kota Bima, menurutnya, berjumlah
sekitar 1.500 hektar.
Dari luas areal lahan tersebut, menurutnya, ada sebagian
yang terdampak elnino.
“Karena suhu panas cukup tinggi, ada juga sebagian tanaman
yang tumbuh lama, mati terkena suhu panas,” ujarnya.
Pada areal tanam tersebut, menurutnya, selain menanam padi,
ada juga yang menanam bawang seperti di Kolo, dan sayur-sayuran serta tembakau
pada areal lainnya.
Sementara berkaitan dengan program untuk mengantisipasi
adanya inflasi dan stunting, Kadistan mengaku ada beberapa program yang
dilakukan seperti P2L.
Program P2L ini menurutnya merupakan program pemanfaatan
lahan untuk ditanami sayur-sayuran.
Bentuk kegiatannya ada yang berupa rumah bibit dan ada yang
berupa pengembangan sayur mayur.
Program tersebut bersumber dari Kementerian dan diberikan
kepada kelompok secara langsung dengan nilai Rp50 juta per kelompok.
Program ini tersebar di sejumlah Kelurahan yang terbagi
kedalam 12 paket seperti di Jatiwangi, Jatibaru, Tanjung, Pane, Manggemaci dan
ada juga di bagian timur Kota Bima.
“Ada yang sudah selesai dilakukan, ada yang sedang berproses dan ada yang sedang berjalan,” pungkas Syarafuddin. (GA. Im*)