Kegiatan Forum Komunikasi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Tahun 2024 di Hotel Aston Inn Mataram, Rabu 22 Mei 2024.
Mataram, Garda Asakota.-
Pertumbuhan sektor
ketenagakerjaan NTB mengalami kemajuan yang cukup signifikan, karena ada
penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri. BKK di SMK memberikan kontribusi
yang sangat baik dalam program penempatan tenaga kerja dalam negeri. Rencananya
ada 10 BKK yang akan melaksanakan job fair tahun 2024 ini.
Sampai dengan triwulan I Tahun
2024 ada 4 perusahaan yang melakukan program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
dan semuanya sudah ada penempatan di perusahaan kelapa sawit di Kalimantan.
“Sedangkan, penempatan kerja
luar negeri sampai bulan April Tahun 2024 mencapai 8.700 orang. Disnakertrans
NTB optimis target 18.000 sampai akhir tahun 2024 bisa tercapai,” ungkap Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos.,
MH., di acara kegiatan Forum Komunikasi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Tahun 2024 di Hotel Aston Inn Mataram, Rabu 22 Mei 2024.
Eks Kadis Diskominfotik NTB
ini juga menyampaikan salah satu tantangan di sektor ketenagakerjaan adalah
masih sering terjadi mismatch atau ketidaksesuaian antara skill dan kompetensi
SDM dengan kebutuhan industri yang membuat banyak angkatan kerja tidak terserap
ke dunia kerja dan menyebabkan angka pengangguran meningkat.
Menghadapi hal ini, Pemda NTB
melalui Disnakertrans Provinsi NTB melihat penguatan sinergi atau kolaborasi
antara lembaga pelatihan kerja dengan dunia usaha dan industri serta
memperbanyak dan memperluas program pemagangan yaitu praktek langsung di dunia
usaha menjadi strategi yang paling cepat dan efektif mengurangi missmatch
tersebut.
Karenanya, strategi tersebut
dituangkan inovasi program untuk memaksimalkan kerja sama dan kolaborasi dengan
DUDI dan seluruh stakeholders dengan meluncurkan program inovasi PePADU Plus
sejak tahun 2021.
Inovasi ini telah terbukti
mampu meningkatkan jumlah angka penyerapan alumni pelatihan ke dunia kerja dari
20 persen menjadi 86 persen, dan selama 3 tahun berturut-turut berhasil
menurunkan jumlah angka pengangguran terbuka secara signifikan, padahal jumlah
angkatan kerja baru rata setiap tahun bertambah sebanyak 150 ribu hingga 200
ribu orang.
PePADU Plus berhasil mendapat
penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP)
Tahun 2023 sebagai Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Tahun 2023.
Oleh karena itu, strategi ini
perlu terus diperkuat dan diperluas pelaksanaannya. Terlebih program inovasi
PePADU Plus, kini telah diperkuat dengan lahirnya kebijakan nasional dengan
terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang integrasi
dan Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi. Dan dikuatkan lagi
dengan adanya Perpres Nomor 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan
Pekerjaan, dimana perpres ini mewajibkan pemberi kerja (dunia industri)
memberikan informasi pekerjaan melalui satu sistem kepada pemerintah.
Aryadi juga mengajak perusahaan dan lembaga pelatihan dan
pendidikan vokasi bersama seluruh stakeholder terkait di daerah untuk
memanfaatkan momentum terbitnya 2 perpres tersebut dengan terus memperkuat
sinergi dan kolaborasi guna meningkatkan angka penyerapan tenaga kerja dan produktivitas usaha,
sekaligus menurunkan jumlah pengangguran terbuka.
Ia menyebut data BPS NTB bulan
Februari Tahun 2024, mencatat jumlah angkatan kerja NTB sebanyak 3,03 juta
orang, meningkat sebesar 163,34 ribu orang dibandingkan Februari 2023.
Peningkatan ini juga dibarengi dengan naiknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) sebesar 2,80 persen poin.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan
bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 turun menjadi 3,30
persen, mengalami penurunan sebesar 0,42 persen poin dibandingkan dengan
periode yang sama tahun lalu. Karena itu, Ia menyarankan agar tidak hanya
terfokus dengan peluang kerja di dalam daerah/dalam negeri, tetapi juga harus
bisa memanfaatkan peluang kerja di luar negeri.
Karena itu, sejak tahun lalu,
semua LPK/LPKS diminta untuk membangun kerjasama dengan dunia industri sebelum
melakukan pelatihan. Ia mengimbau agar LPK/LPKS melibatkan industri dalam
proses perencanaan hingga evaluasi.
“Angkatan kerja kita pasti
akan diuji kompetensinya sebelum memasuki dunia kerja. Mereka perlu memiliki
pengetahuan dan pengalaman di industri sebelum benar-benar masuk ke dunia
kerja. Karenanya, program pelatihan pola pemagangan, yaitu praktek langsung didunia
usaha, merupakan cara paling cepat dan efektif untuk mencetak tenaga kerja
kompeten sesuai kebutuhan jabatan yang ada diperusahaan. Sehingga program
magang ini perlu diperluas”, tambah Aryadi.
Ia berharap BLK yang dikelola
pemerintah diminta untuk tidak ragu mendatangkan instruktur profesional dari
dunia industri, karena sangat membantu angkatan kerja terserap dalam
perusahaan.
“Dengan berkembangnya
teknologi, banyak pekerjaan yang hilang dan tergantikan oleh teknologi. Namun
disisi lain tumbuh jabatan-jabatan baru, sehingga untuk menyiapkan tenaga kerja
skill sesuai kebutuhan jabatan didunia kerja maka lembaga pendidikan vokasi,
BLK/LPKS dan BLK Komunitas bersama dunia industri harus duduk bersama membuat
kurikulum dan melakukan Job Future Analysis agar penyerapan tenaga kerja
semakin maksimal sehingga dapat mewujudkan Generasi Indonesia Emas Tahun 2045,”
pungkas Aryadi.
Kegiatan Forum Komunikasi
Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Tahun 2024 ini diikuti oleh 75 peserta,
terdiri dari pejabat Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota se-NTB, Bappeda NTB,
Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS), Bursa Kerja Khusus (BKK) dan
Bursa Kerja Swasta (BKS), Anjungan SiapKerja, asosiasi dunia industri, dan
puluhan perusahaan.
Adapun narasumber pada
kegiatan ini, antara lain, Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Siti Kustianti, Kepala Bappeda NTB, Dr.Ir.H.Iswandi,M.Si, Direktur Eksekutif
KADIN NTB, dan Kepala BPVP Lombok Timur. (**)