Bolo, Garda Asakota.-
Maju
mundurnya dunia pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi
merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat. Keterlibatan berbagai
komponen untuk memajukan dunia pendidikan ini akan memberikan nilai yang sangat
berharga dalam mencetak generasi bangsa yang nantinya akan menjadi pemegang
estafet keberlangsungan pembangunan Negara. Walaupun baru sedikit memberikan
sumbangsih dalam dunia pendidikan, LSM Iqro yang baru dibentuk pada tanggal 12
November 2006 mulai terlihat mewarnai dunia pendidikan di Kabupaten Bima
khususnya
di Kecamatan Bolo. Pada awalnya LSM Iqro yang diketuai oleh Isman Gafar, ini
berangkat dari Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan pendidikan non formal yang
bekerja sama dengan pemerintah baik pemerintah kabupaten maupun propinsi
seperti memberikan pelatihan-pelatihan kepada pemuda-pemuda untuk mendapatkan
keterampilan kecapan dan juga pelatihan keaksaraan fungsional.
Pada
tahun 2009 berdasarkan hasil musyawarah seluruh komponen LSM maka disepakati
didirikannya pendidikan formal yang dimulai dengan dibukanya taman kanak-kanak
(TK) IT yang diberi nama TKIT Al-Azzam yang sekarang dikepalai oleh, Amalia
Dewi Hasnuri, S.Pd. Untuk tahun ajaran 2011 ini TK IT Al-Azzam siswanya ada 38
orang yang terbagi dalam 3 kelas, dan anak-anak ini tangani oleh enam orang
tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu. “Yang jelas program yang diberikan
selain standar pendidikan untuk tingkat TK juga kami memberikan nilai plus
kepada anak-anak ini dibidang keagamaan sehingga mereka mempunyai fondasi agama
yang kuat sesuai dengan motto pendidikan yang kami tetapkan mencetak generasi
yang Rabbani,” jelas kasek muda ini.
Apresiasi
atas keberadaan dan keseriusan LSM Iqro dalam mengembangkan pendidikan ini,
lewat APBD pemerintah daerah memberikan bantuan dana pembangunan satu lokal
ruang belajar untuk TKIT AL-Azzan dan pada hari Senin (19/9). Kadis Dikpora
Kabupaten Bima, Drs. A. Zubaer HAR, M.Pd., secara resmi melakukan peletakan
batu pertama pembangunan gedung tersebut. Turut hadir dalam peletakan batu
pertama ini Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bima, Ilham Yusuf, sekaligus juga
merupakan Pembina Yayasan LSM Iqro, Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Bolo, Saidin
H. Hamzah, M.Pd, dan kepala-kepala sekolah se-Kecamatan Bolo.
Pada
kesempatan menyampaikan sambutannya sebelum meletakan batu pertama Kadis
Dikpora ini menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Ketua Komisi IV yang
selama ini memberikan perhatian yang luar biasa untuk perkembangan pendidikan
di kabupaten Bima. Khusus kepada LSM Iqro menyampaikan rasa salut dan bangga
karena sangat jarang sekali suatu LSM yang peduli terhadap dunia pendidikan.
“Anak-anak ini ibarat selembar kertas putih, maka tergantung kita mau diisi
dengan apa di kertas tersebut, oleh sebab itu pendidikan ini adalah salah satu
investasi untuk anak-anak menjadi generasi yang dapat kita banggakan. Mari kita
bangun pendidikan ini bersama sehingga akan lahir generasi yang mempunyai
kekuatan agamais, rasa solidaritas tinggi bukan hanya mempunyai kemampuan di
ilmu pengetahuan saja,” ajak Kadis.
Pada
kesempatan yang sama Ketua Komisi IV, Ilham Yusuf, yang juga selama ini ikut
memberikan sumbangsih lahirnya TKIT mengatakan bahwa anak-anak yang didik di TK
ini satu tahun menjalankan pendidikan sudah pada lancar membaca dan menulis,
begitupun berbagai fondasi dasar agama Islam tertanam baik pada diri anak-anak
didikan disini. Sehingga kalau diukur dengan biaya pendidikan yang dibebankan kepada
orang tua sebesar Rp.50rb perbulan itu tidaklah sia-sia. Selain itu disini juga
diberikan pelajaran bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Ketua
LSM Iqro, Isman Gaffar, kepada Garda Asakota menyampaikan bahwa pada saat ini
pihaknya di LSM Iqro mulai memikirkan bagaimana membangunan sekolah setingkat
SD sehingga anak-anak hasil didikan di TKIT dalam pendidikan bisa
berkelanjutan. “Kami amati di SD-SD yang ada sekarang, anak keluaran dari TKIT
ini harus kembali lagi dari titik nol ketika mereka melanjutkan di tingkat SD.
Saya sampaikan hal ini sebab mereka harus mengikuti kebanyakan anak-anak
lainnya yang hampir sebagian besarnya belum bisa membaca dan menulis. Bukan
karena SD-nya yang tidak bagus. Mudah-mudahan program sekarang kami rancang ini
dalam waktu cepat bisa terwujud,” tandasnya. (GA. 321*)