Bima, Garda Asakota.-
Sebagai
sebuah perhelatan sastra besar, yang menghadirkan para Penulis, Pembaca, dan
Journalis dari berbagai Negara, Ubud Bali, menyelenggarakan sebuah event
Internasional yang diberi nama “Ubud Writers & Readers Festival” (UWRF)
atau yang dikenal dengan ‘Festival Ubud’ 2011, yang dilangsungkan pada 5-10
Oktober 2011 berlokasi di Ubud. Festival ini merupakan Festival Sastra terbaik
ke 6 Dunia, dengan Tema “Nanduring Karang Awak” (Berladang Pada Diri).
Petikan kalimat yang diambil dari Karya sastra local dalam bentuk geguritan
(Puisi Tradisional) Karya, Ida Pedanda Made Sidemen. Kegiatan ini menghadirkan
100 Penulis dari 25 Negara.
Penyelenggaraan
UWRF menfokuskan pada keberagaman budaya dan kekayaan Indonesia kepada
khalayak, berbudaya dan berpandangan luas serta membantu menciptakan kesadaran
tentang isu-isu social, lingkungan hidup, pendidikan, dan seni melalui
aktivitas perdebatan pada diskusi serta loka karya dalam festival ini. Sehingga
dapat memberi peluang aktivitas bagi para generasi muda dalam pengelolaan
secara tingkat Internasional. Dari 100 Penulis yang diundang, 15 diantaranya
terpilih dari karya penulis Indonesia. Antara lain, Novel Sejarah, ‘Nika
Baronta’ Karya Alan Malingi, Kumpulan Cerpen ‘Surat Berdarah untuk Bapak
Presiden’ Karya Jaladara, ‘Sekantong Luka Dari Seorang Ibu’ Karya Irianto
Ibrahim, ‘Merajut Maut’ Karya Wahyu Arya serta berbagai karya lainnya.
Alan
Malingi, yang salah satu karyanya terpilih untuk dibaca dan di didiskusikan
dihadapan para Penulis, Pembaca serta Journalis dari 25 Negara ini, bersyukur
dan bangga atas terpilihnya salah satu tulisannya dalam Festival Ubud tahun
ini. “Saya merasa bangga terpilih sebagai nominator dalam UWRF tahun 2011.
Disini saya banyak belajar dan mengetahui segala hal tentang sastra dan dunia
buku,” ungkapnya. Diakuinya, pada momen itu dirinya bisa bertukar pikiran
dengan santai dengan para penulis dan komunitas sastra ternama seperti, Andrea
Hirata, Salena Goden, Jaladara, Putu Wijaya dan puluhan penulis lainnya dari 25
Negara, lintas budaya dan lintas karya yang diundang.
Senior
di bidang seniman ini juga mengakui bahwa di sela-sela kegiatan tersebut, akan
berupaya mempromosikan daerah Bima dan NTB terutama yang berkaitan dengan
Budaya dan Sastra daerah (cerita rakyat), melalui beberapa wawancara yang telah
direncanakan oleh media center UWRF, Diskusi Panel dan konfrensi pers dengan
media nasional dan internasional yang hadir ini Ubud ini.
Menurut
informasi yang diperoleh wartawan, seluruh wilayah Ubud dipersembahkan selama
kegiatan UWRF ke 8 tahun 2011 ini berlangsung. Selain 100 peserta yang
diundang, panitia juga mengundang 250 Peserta Peninjau dari 25 negara, Media
Nasional dan Internasional, para Relawan Asing yang mendaftarkan diri menjadi
Panitia serta seluruh masyarakat Ubud itu sendiri. Seremonial Gala Opening
(acara Pembukaan Kegiatan; Red) dibuka secara resmi oleh Sapta Nirwanda,
Dirjend Promosi Wisata Budaya Pariwisata RI, didampingi oleh Janet De Neefe,
Festival Founder And Direction serta Kadek Purnama, Managing Direction UWRF
2011.
Dalam pembukaan
kegiatan, Sapta Nirwanda menyatakan bahwa UWRF akan memberikan konstribusi dan
potensi besar dalam menanamkan pemahaman lintas budaya, membangun hubungan yang
lebih kuat, dikalangan penulis Indonesia dan Negara-negara lainnya,
meningkatkan harmoni dan rasa hormat antara kelompok etnis yang beragam di
Indonesia melalui program-program sastra dan pendidikan yang menfokuskan pada
perkembangan aksara dan intelektual. “Saya berharap penyelenggaraan UWRF ini
dapat memberikan konstribusi terhadap suksesnya program ‘Wonderful Indonesia’
dengan target 7,7 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 237 wisatawan
nusantara,” ungkapnya. (GA. 212*)