Kota Bima, Garda Asakota.-
Dua Sekolah Dasar (SD) lingkup Kota Bima, SDN-63 dan SDN 62, mengeluhkan tidak teralokasinya dana DAK Dikpora TA 2012. Seperti diutarakan oleh Kepala SDN 63 Kota Bima, Ibrahim Musila SPd, didam¬pingi sejumlah Guru setempat, Kamis (29/11), sekolahnya untuk tahun ini tidak men¬da¬patkan alokasi dana DAK, bahkan kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2009.
“Hingga sekarang SDN 63 sama sekali tidak kebagian anggaran yang sesungguh¬nya sangat dibutuhkan, untuk memperbaiki kondisi beberapa ruang kelas yang sudah tidak representative,” akunya pada Garda Asakota. Didampingi beberapa orang guru, Ibrahim mengatakan, sekolah-sekolah lain yang memiliki kekurangan sama dengan sekolahnya bahkan yang masih bagus fisiknya, justeru mendapatkan anggaran. Padahal menurutnya, kondisi SDN-63 mulai dari plafon, tembok, di sejumlah ruangan sudah terlihat ambruk. Tentunya berpengaruh langsung pada proses belajar mengajar siswa selama ini. Jika keberadaan sekolah diseluruh ruangan tertata rapi maka proses belajar mengajar yng diinginkan dapat berjalan sebagai mana mestinya. “Bagaimana siswa bisa kon¬senstrasi dalam menimba ilmu sementara ruang sekolah ambruk,” sentilnya sembari berharap suara ini didengar Pemerintah. Meski mengeluhkan kondisi sekolah dan tidak terporsinya anggaran DAK, Ibrahim tetap berharap pihak Dikpora selaku leading sector dapat mempertimbangkan kem¬bali sekolahnya mendapatkan dana DAK. Hal yang sama dikeluhkan sejumlah Guru SDN 62 Kota Bima. Kata sejumlah guru harusnya ditahun ini sekolahnya mendap¬takan bantuan DAK tersebut, mengingat kondisi fisik bangunan sekolah sudah mulai ambruk. Sejumlah guru tersebut khawatir jika terus digunakan gedung sekolah bisa ambruk, plafon yang sudah jebol akan menimpah siswa yang sedang belajar. “Jika tidak cepat diperbaiki maka aktivitas belajar mengajar akan terganggu, apalagi saat ini sedang musim hujan,” cetusnya. Keluhan lain yang disampaikan sejum¬lah guru, dimana pagar sekolah sepanjang 300 Meter sebagiannya sudah ambruk. Pada¬hal sebelumnya pemerintah sudah pernah turun lapangan melihat langsung pagar sekolah yang kalau tidak diperbaiki berimbas pada rusaknya tanaman diwilayah sekolah akibat banyaknya ternak yang ber¬keliaran. Banding sejumlah guru, sekolah yang mendapat¬kan DAK tahun ini sesunguh¬ nya masih layak. “Kenapa justru mendapat¬kan angga¬ran rehab. Seperti apa cara peni¬lain dari Dikpora,” tanya sejumlah guru. Menaggapi keluhan dua SD tersebut kepala Dinas Dikpora Kota Bima, Drs Suryadi, yang ditemuai Garda Asakota di halaman Kantor Walikota Bima Jumat (30/11) kemarin, mengakui ada beberapa Sekolah yang belum mendapatkan dana DAK pada tahun ini, akan tetapi ditahun berikut sejumlah sekolah yang belum mendapatkan DAK maka akan diupayakan semaksimal mungkin. Dengan keluhan sejumlah SD tersebut, pihaknya meminta agar bisa bersabar, semoga ditahun akan datang semua sekolah bantuan DAK. Selain itu dia juga mengaku atas kunjungan pihak Dinas Dikpora yang melakukan pendataan sekolah, hanya saja ada penilaian-penilain yang kita tidak tahu dari pihak pusat yang melakukan ferivikasi atas pendataan serta sejumlah sekolah yang dajukan Pemerintah Kota Bima pada pihak pusat. Suryadi juga membeberkan jumlah sekolah yang mendapatkan DAK pada tahun ini sebanyak 53 sekolah dengan jumlah anggaran sebesar Rp2 Miliar lebih, maka dari itu pihaknya berharap kepada sejumlah sekolah yang belum mendapatkan DAK tahun ini agar bersabar. (GA. 355*)
Dua Sekolah Dasar (SD) lingkup Kota Bima, SDN-63 dan SDN 62, mengeluhkan tidak teralokasinya dana DAK Dikpora TA 2012. Seperti diutarakan oleh Kepala SDN 63 Kota Bima, Ibrahim Musila SPd, didam¬pingi sejumlah Guru setempat, Kamis (29/11), sekolahnya untuk tahun ini tidak men¬da¬patkan alokasi dana DAK, bahkan kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2009.
“Hingga sekarang SDN 63 sama sekali tidak kebagian anggaran yang sesungguh¬nya sangat dibutuhkan, untuk memperbaiki kondisi beberapa ruang kelas yang sudah tidak representative,” akunya pada Garda Asakota. Didampingi beberapa orang guru, Ibrahim mengatakan, sekolah-sekolah lain yang memiliki kekurangan sama dengan sekolahnya bahkan yang masih bagus fisiknya, justeru mendapatkan anggaran. Padahal menurutnya, kondisi SDN-63 mulai dari plafon, tembok, di sejumlah ruangan sudah terlihat ambruk. Tentunya berpengaruh langsung pada proses belajar mengajar siswa selama ini. Jika keberadaan sekolah diseluruh ruangan tertata rapi maka proses belajar mengajar yng diinginkan dapat berjalan sebagai mana mestinya. “Bagaimana siswa bisa kon¬senstrasi dalam menimba ilmu sementara ruang sekolah ambruk,” sentilnya sembari berharap suara ini didengar Pemerintah. Meski mengeluhkan kondisi sekolah dan tidak terporsinya anggaran DAK, Ibrahim tetap berharap pihak Dikpora selaku leading sector dapat mempertimbangkan kem¬bali sekolahnya mendapatkan dana DAK. Hal yang sama dikeluhkan sejumlah Guru SDN 62 Kota Bima. Kata sejumlah guru harusnya ditahun ini sekolahnya mendap¬takan bantuan DAK tersebut, mengingat kondisi fisik bangunan sekolah sudah mulai ambruk. Sejumlah guru tersebut khawatir jika terus digunakan gedung sekolah bisa ambruk, plafon yang sudah jebol akan menimpah siswa yang sedang belajar. “Jika tidak cepat diperbaiki maka aktivitas belajar mengajar akan terganggu, apalagi saat ini sedang musim hujan,” cetusnya. Keluhan lain yang disampaikan sejum¬lah guru, dimana pagar sekolah sepanjang 300 Meter sebagiannya sudah ambruk. Pada¬hal sebelumnya pemerintah sudah pernah turun lapangan melihat langsung pagar sekolah yang kalau tidak diperbaiki berimbas pada rusaknya tanaman diwilayah sekolah akibat banyaknya ternak yang ber¬keliaran. Banding sejumlah guru, sekolah yang mendapat¬kan DAK tahun ini sesunguh¬ nya masih layak. “Kenapa justru mendapat¬kan angga¬ran rehab. Seperti apa cara peni¬lain dari Dikpora,” tanya sejumlah guru. Menaggapi keluhan dua SD tersebut kepala Dinas Dikpora Kota Bima, Drs Suryadi, yang ditemuai Garda Asakota di halaman Kantor Walikota Bima Jumat (30/11) kemarin, mengakui ada beberapa Sekolah yang belum mendapatkan dana DAK pada tahun ini, akan tetapi ditahun berikut sejumlah sekolah yang belum mendapatkan DAK maka akan diupayakan semaksimal mungkin. Dengan keluhan sejumlah SD tersebut, pihaknya meminta agar bisa bersabar, semoga ditahun akan datang semua sekolah bantuan DAK. Selain itu dia juga mengaku atas kunjungan pihak Dinas Dikpora yang melakukan pendataan sekolah, hanya saja ada penilaian-penilain yang kita tidak tahu dari pihak pusat yang melakukan ferivikasi atas pendataan serta sejumlah sekolah yang dajukan Pemerintah Kota Bima pada pihak pusat. Suryadi juga membeberkan jumlah sekolah yang mendapatkan DAK pada tahun ini sebanyak 53 sekolah dengan jumlah anggaran sebesar Rp2 Miliar lebih, maka dari itu pihaknya berharap kepada sejumlah sekolah yang belum mendapatkan DAK tahun ini agar bersabar. (GA. 355*)