Bukhari Muslim saat menyampaikan keluhannya dihadapan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah, saat acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi dihalaman Kantor Gubernur NTB, Jum'at 12 Oktober 2018.
Mataram, Garda Asakota.-
Acara
Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi (Panggilan khas Gubernur dan Wagub NTB, red.) yang
digelar oleh Biro Humas Pemerintah Provinsi NTB di halaman kantor Gubernur NTB
(sedianya akan digelar di Pendopo, karena Pendopo masih direhab maka dialihkan
pelaksanaannya di halaman kantor Gubernur NTB, red.), pada Jum’at Pagi, 12
Oktober 2018, dimulai pukul 07.00 wita
hingga 08.00 wita, benar-benar menjadi ajang penyampaian keluhan dan aspirasi
dari warga masyarakat NTB.
Meski
pengunjung acara tersebut belum seramai seperti perkiraan banyak orang, namun
dari sejumlah peserta yang hadir di acara tersebut betul-betul menyampaikan apa
yang menjadi permasalahan yang mereka hadapi secara langsung kepada Gubernur
NTB, Dr Zulkieflimansyah, yang saat itu didampingi oleh sejumlah Kepala SKPD, dan
langsung mendapatkan tanggapan dari Gubernur yang disapa Bang Zul tersebut.
Pada
kesempatan pertama, Bukhari Muslim SH., alumni UIN Mataram, mengeluhkan
susahnya lapangan pekerjaan pasca menyelesaikan perkuliahan padahal telah melamar
pekerjaan diberbagai instansi yang ada. Karena putus asa tidak mendapatkan
pekerjaan, dirinya mengaku saat sekarang ini ingin berusaha mengembangkan
ternak lele dan membutuhkan modal sebesar Rp20 juta.
“Saya
berharap dapat dibantu aksesnya oleh Pak Gubernur untuk mendapatkan modal usaha
sebesar Rp20 juta sebagai modal beternak itik dan lele,” kata pria yang mengaku
memiliki Kelompok Usaha bernama Yarju ini.
Bukhari
Muslim juga mengatakan kepada Bang Zul agar para anak muda NTB yang mendapatkan
program beasiswa S2 ke Luar Negeri tidak memiliki nasib yang sama seperti dirinya
sekembalinya nanti di Indonesia.
Menanggapi
keluhan Bukhari Muslim, Bang Zul secara kelakar mengatakan akan membantu modal
yang dibutuhkan oleh Bukhari asalkan Bukhari dapat menghafal kumpulan hadits
yang diriwayatkan Bukhari Muslim. “Saya kasih modal deh kalau anda sudah hafal
hadits Bukhari Muslim,” ujar Bang Zul disambut tawa peserta yang hadir.
Dalam
kesempatan itu, Bang Zul memotivasi Bukhari agar terus giat ketika memulai
sesuatu usaha. Menurutnya seseorang harus terus giat berusaha untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan. “Anak muda harus mencoba menginisiasi suatu usaha
sebab semuanya ada fasenya. Orang hebat itu adalah orang yang terus memupuk
kemauan dan kemampuannya untuk bangkit,” kata Bang Zul.
Sementara
berkaitan dengan pengiriman anak muda bertalenta bagus untuk melanjutkan jenjang
Studi S2 nya ke Luar Negeri menurut Bang Zul tidak harus dilihat bahwa mereka
harus kembali ke NTB untuk mengabdi. “Akan tetapi harus dilihat sebagai suatu
kontribusi NTB kepada dunia. Saya tidak berharap mereka kembali ke NTB, tetapi
berusahalah menjadi orang sukses di Jakarta atau bahkan di seluruh dunia,”
tegasnya.
Pertimbangan
utama dirinya mengirim anak muda NTB melanjutkan studi S2 ke Luar Negeri menurutnya
bukan dikarenakan kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia kurang. “Akan tetapi
dengan sistem politik kita sekarang, tingkat primordialisme kita sangat tinggi
sekali. Dan kalau primordialisme ini tidak dimanage dengan baik, itu bisa
kontraproduktif juga. Ketika saya di Luar Negeri, jarang saya lihat
primordialisme ini muncul. Dan ketika orang datang ke Luar Negeri, rasa bangga
sebagai Bangsa Indonesia muncul. Dan saya berharap kalau ribuan anak NTB pulang ke Indonesia tidak lagi dengan mental primordialistik, tapi dia siap menjadi pemimpin nasional karena punya modal pernah menjadi pemimpin mahasiswa di Luar Negeri ,” pungkasnya. (GA. Imam*).