Gubernur NTB, Dr Dzulkieflimansyah dan Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaedah, saat menandatangani Nota Kesepakatan KUA APBD 2019 disaksikan oleh Wakil Ketua DPRD NTB, H Abdul Hadi dan Lalu Wirajaya, di Ruang Rapat Paripurna DPRD NTB, Senin 05 November 2018.
Mataram,
Garda Asakota.-
Gubernur NTB, Dr H Dzulkieflimansyah, bersama
dengan Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaedah SH MH., dan Pimpinan DPRD NTB lainnya
yakni Wakil Ketua DPRD NTB, H Mahali Fikri, Lalu Wirajaya, H Abdul Hadi,
melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
APBD Tahun Anggaran 2019 pada saat Rapat Paripurna yang digelar pada Senin 05
November 2018 di Ruang Rapat Paripurna DPRD NTB.
Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaedah, SH
MH., mengatakan berdasarkan Peraturan DPRD NTB Nomor 01 Tahun 2018 tentang
Tatib DPRD NTB, Pasal 26 ayat 2, disebutkan bahwa pembahasan Rancangan KUA
dilaksanakan oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) untuk disepakati menjadi KUA.
“Selanjutnya dalam ayat 3 dinyatakan bahwa KUA
menjadi dasar bagi Banggar DPRD bersama TAPD untuk membahas Rancangan PPAS dan
pada ayat 6 dinyatakan KUA dan PPAS yang telah disepakati secara bersama
ditandatangani oleh Gubernur dan Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna,” jelas
Politisi Partai Golkar NTB ini saat memimpin jalannya Rapat Paripurna DPRD NTB.
Sementara
itu, saat membacakan naskah Nota Kesepakatan KUA APBD TA 2019, Sekretaris DPRD
NTB, Mahdi SH MH., mengatakan dalam rangka penyusunan APBD, diperlukan Kebijakan
Umum APBD yang disepakati antara DPRD NTB dengan Pemda NTB untuk selanjutnya
dijadikan dasar Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD
TA 2019.
“Berdasarkan
hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan APBD yang meliputi
asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan RAPBD 2019, Kebijakan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan Daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan PPAS dan APBD 2019,”
kata Mahdi.
Dalam
kesempatan itu, Mahdi juga menyampaikan tentang struktur Rancangan APBD 2019,
dalam aspek Pendapatan Tahun 2018 adalah sekitar Rp5.346.185.181.053.- dalam
RAPBD 2019, diproyeksikan sebesar Rp5.243.806.877.389.- kekurangan dibanding
Tahun 2018 adalah sekitar Rp102.378.303.055,84.-.
Pendapatan
Asli Daerah APBD TA 2018 adalah sekitar Rp1.767.746.421.040.- Sementara dalam
RAPBD TA 2019 adalah sekitar Rp1.682.185.490.597,16.- berkurang sekitar Rp85.610.930.442,84.-
Dana
Perimbangan APBD TA 2018 adalah sekitar Rp3.317.992.760.368.- dan dalam RAPBD
2019 adalah sekitar Rp3.475.324.958.800.- mengalami kenaikan sekitar Rp157.332.158.432.-
Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah pada APBD TA 2018 adalah sekitar Rp260.445.999.545.-
sementara dalam RAPBD 2019 adalah sekitar Rp.86.346.428.000.- mengalami
kekurangan sekitar Rp174.099.571.545.-
Dalam
sektor Belanja, Belanja Tidak Langsung pada APBD TA 2018 adalah sekitar Rp3.015
Trilyun., sementara dalam RAPBD 2019 adalah sekitar Rp3.092.895.843.174,29.-
bertambah sekitar Rp77.380.838.574,39.-
Belanja
Langsung pada APBD 2018 adalah sekitar Rp2.763.339.825.176,83.-, sementara
dalam RAPBD 2019 adalah sekitar Rp2.151.561.034.222,87.- atau mengalami
kekurangan sekitar Rp611.778.709.953,96.-
Penerimaan
Pembiayaan Daerah pada APBD 2018 adalah sekitar Rp432.669.648.723,73.- pada
RAPBD 2019 adalah sekitar Rp20.650.000.000.- jadi selisih sekitar Rp412.019.648.723,73.-
Pengeluaraan
Pembiayaan Daerah pada APBD 2018, tidak ada dan RAPBD 2019 adalah sekitar Rp20
Milyar.
Pembiayaan
Netto, pada APBD 2018 adalah sekitar Rp432.669.648.723,73.- pada RAPBD 2019
adalah sekitar Rp650.000.000.- jadi selisih sekitar Rp412 Milyar lebih. (GA. 211/215*)