Mataram, Garda Asakota.-
Pemerintah
Provinsi NTB akhirnya mengoperasionalkan Bandara Internasional Lombok (BIL)
tepat pada tanggal 01 Oktober. Pengoperasionalan BIL ini ditandai dengan
pendaratan perdana Boeing 737 800 tepat pada pukul 10.00 wita. Sejumlah pejabat
di NTB turut menghadiri dan memeriahkan pengoperasionalan BIL ini, meski tidak
dihadiri oleh Presiden RI yang sebelumnya dijadwalkan akan hadir untuk
meresmikan BIL. Namun, karena agenda Presiden RI yang sangat padat menghadapi
moment
Reshufle Kabinetnya, maka kehadiran Presiden RI dalam rangka peresmian
BIL akan diundur hingga sekitar tanggal 20 oktober mendatang.
“Dan
kalau pun memungkinkan, nanti kehadiran Presiden RI semoga saja bisa diupayakan
dengan momentum rencana penerbangan perdana Kloter Calon Jema’ah Haji NTB yang
akan diberangkatkan pada tanggal 18 oktober mendatang melalui BIL kita ini.
Tentu ini momentum bersejarah sekaligus sangat religious dan juga sebagai
momentum untuk penetapan embarkasi CJH untuk tahun-tahun berikutnya. Ini
merupakan posisi tawar kita yang lebih baik di tataran Nusa Tenggara, sebab
kemungkinan Bali dan NTT itu bergabung dengan embarkasi di NTB,” demikian penjelasan
Kadis Dishubkominfo Provinsi NTB melalui Sekretaris Dishubkominfo, Ir. Lalu
Hardi Wijaya, M. Si, kepada wartawan Koran ini, Kamis (29/09), di ruang
kerjanya.
Menurutnya,
meski tanggal 1 Oktober ini menjadi awal pengoperasionalan BIL, namun sejumlah
fasilitas Bandara lainnya yang belum tuntas dikerjakan akan tetap dibenahi
hingga rampung. Bahkan, sekitar sepuluh (10) unit bus pemandu moda dan empat
(4) hingga enam (6) perusahaan Taxi telah siap dioperasionalkan di BIL.
Sementara
itu, berkaitan dengan keberadaan ex-bandara Selaparang, pihaknya mengungkapkan
akan menjadi wacana yang sangat menarik kedepannya antara Pemerintah Kota
Mataram dengan Pemprov NTB. Pemerintah Kota Mataram sendiri sebagai pemilik
wilayah berhak untuk menentukan eks bandara Selaparang ini untuk difungsikan
dalam tujuan seperti apa sesuai dengan tata ruang yang ada di Kota Mataram.
Bahkan
ada juga dari pihak lain atau pihak swasta yang sudah mengajukan proposal untuk
memfungsikan eks bandara selaparang sebagai tempat latihan penerbangan atau
lift Lombok International Flight.
“Namun,
hal itu masih dalam proses pembahasan dan belum diketahui sejauhmana
keberlanjutannya di Kementerian Perhubungan,” cetus pria yang dikenal ramah
ini. Selain itu juga berkembang wacana bahwa eks bandara selaparang itu akan
difungsikan sebagai wilayah pengembangan ekonomi seperti pembangunan mall atau
perumahan. “Kalau saya sendiri mengharapkan karena saya berlatar belakang ilmu
lingkungan, maka sebaiknya tempat itu dijadikan sebagai ruang hijau untuk
menanami aneka buah sehingga lima (5) tahun kedepannya ini akan menjadi
investasi hijau yang akan dikelola oleh Pemerintah Kota dan bekerjasama dengan
Angkasa Pura sebagai pemilik asset,” tandasnya. (GA. 211*)