Direktur YLBHI -LBH Makassar, Haswandy Andy. |
Saya mengenal dan akrab dengan Kakanda HAZAIRIN A. RASUL sejak tahun 1997. Tepatnya sejak saya masih Mahasiswa Baru di Fakultas Hukum Universitas “45” Makassar (Sekarang Universitas Bosowa) di Makassar. Beliau saat itu menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) di Lingkungan Universitas “45” Makassar.
Selain itu beliau dikenal sebagai Aktivis HMI Cabang Makassar, Tokoh Demonstran eksponen 98 di Makassar. Saat itu, sering saya dapati beliau menjadi moderator dan narasumber dalam berbagai momentum pengkaderan ataupun kegiatan seminar baik di dalam maupun di luar kampus. Saat menjelang Reformasi tahun 1998, hampir setiap hari beliau saya dapati melakukan aksi demonstrasi dan orasi baik di halaman kampus maupun di jalan-jalan.
Saya dengan teman-teman seangkatan saat itu selalu menunggu dan menjadi pendengar yang setia dalam setiap orasinya, mengingat bahasanya yang begitu lugas, logis dan berani menyampaikan aspirasi masyarakat dan kritik terhadap pemerintahan saat itu dan membakar semangat kami untuk turut andil dalam perjalanan bangsa.
Sebagai kader saya sangat meghormati beliau, mengingat beliaulah yang menganjurkan saya untuk ikut Basic Training di HMI, tempat saya ditempa sebagai seorang intelektual Islam. Beliau juga yang selalu mengajarkan kepada saya untuk tidak bosan belajar dan perbanyak membaca buku. Selain itu dan masih teringat dengan baik dibenak saya bahwa beliu seorang sosok yang tidak pernah lupa ataupun menunda menjalankan shalat lima waktu. Sesibuk apapun kami saat itu jika Adzan Masjid telah berkumandang, Beliau langsung menghentikan segala aktivitas dan mengajak kami untuk shalat berjamaah di Masjid terdekat.
Setelah beliau tamat dan sarjana lalu memutuskan untuk berhijrah ke Jakarta sekitar tahun 1999/ 2000, di kalangan aktivis Univ. “45” Makassar seangkatan saya, berkembang cerita-cerita testimony pengalaman saat-saat bersama beliau yang menggambarkan sosok beliau sebagai orator yang penuh kalimat-kalimat indah karena kebiasaannya membaca yang tidak sekedar buku hukum dan politik tetapi juga pembaca buku-buku agama dan sastra. Sosok demonstran yang sangat pemberani dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, termasuk kelihaian dalam melakukan debat dan lobby karena kemampuan berfikir dan cara penyampaian kalimatnya yang selalu logis.
Dalam suatu momentum pemilihan Gubernur Sulsel tahun 2008 silam, beliau turun ke jalan memimpin kami melakukan Demonstrasi menolak pencalonan kembali Brigjend. Zainal Basri Palaguna sebagai Gubernur Sulawesi Selatan periode 1998 – 2003, sebagai bagian dari tuntutan reformasi yang menolak Dwi Fungsi ABRI. Padahal saat itu, pengamanan sangat ketat dan dipimpin langsung oleh Yusuf Manggabarani selaku Kapolrestabes Makassar yang dikenal sangat tegas dan tidak segan-segan mengeluarkan tembakan peringatan, namun hal itu tidak membuatnya mundur dan menyurutkan kegigihannya memperjuangkan agenda reformasi tersebut.
Tentu masih banyak cerita-cerita lain yang menarik dan tidak cukup untuk dituangkan dalam testimony ini untuk menggambarkan sepak terjang beliau selaku tokoh aktivis Mahasiswa saat di Makassar. Semoga beliau tetap menjadi pejuang kebenaran dan keadilan, di mana dan apapun peran yang digelutinya, hari ini hingga akhir hayat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, Rahmat dan Ridho-Nya. Amin ya Rabbal Alamin.*