Muzakkir NS |
Harus diakui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidaklah mudah. Salah satu fakta pahitnya adalah banyak yang mencela walaupun pemimpin sudah berupaya melakukan terobosan. Mirisnya, celaan ini bukan saja datang dari pihak lawan, tapi juga justru oleh anggota timnya sendiri.
Apalagi selama kepemimpinannya, ia kurang perhatian dengan para pejuangnya dan cenderung mengelola pemerintahan seperti mengurus rumah tangga.
Padahal idealnya seorang pemimpin itu harus tampil maksimal dengan penampilan terbaiknya. Ia tidak boleh mencampur adukkan urusan rumah tangga dengan urusan kepemimpinannya di suatu pemerintahan.
Meskipun di satu sisi harus diakui bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna dalam kepemimpinannya. Tapi paling tidak, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu berusaha melakukan perbaikan-perbaikan untuk menjadi lebih baik dan menjadi lebih sempurna.
Bukan sebaliknya, malah mempertajam masalah dan bahkan cenderung mengadu-domba antara rakyat dengan rakyatnya dan mempertajam konflik internal maupun eksternal.
Dari berbagai sumber yang saya himpun, pemimpin itu diukur dari tindakan dan hasil kerjanya, bukan hanya kepiawaiannya beretorika. Bukan pula dinilai karena keahliannya menulis atau memasang status-status yang sempurna di Medsos, tapi minim implementasi.
Pandai beretorika tanpa action yang nyata adalah bulsit, bohong yang ujung-ujungnya akan menjadi senjata yang menyerang balik dirinya sendiri.
Salah satu ciri Pemimpin yang baik adalah jujur, dapat dipercaya, dan bertanggungjawab. Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin. Tidak hanya anggota tim ataupun birokrasi yang harus memiliki sifat ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka anggota timnya pun dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
Begitupun dengan sikap bertanggung jawab. Jika muncul masalah, tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun harus mampu dan mau bertanggung jawab. Karena seorang pemimpin akan selalu diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan keputusan yang diambilnya.
Hal lain yang juga perlu diatensi adalah mampu mendelegasikan tugas dengan baik dan kepada orang yang tepat. Selain itu, pendelegasian juga merupakan salah satu cara untuk mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin mampu menempatkan anggota timnya sesuatu dengan kapasitas masing-masing anggotanya. The right man on the right job. Dan yang tidak kalah penting adalah dengan pendelegasian, pemimpin akan bisa lebih fokus kepada tugas yang lebih penting.
Cepat menangani dan mengatasi masalah
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah yang muncul bisa dengan cepat tertangani dan mendapat solusi yang tepat. Sehingga permasalahan tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkan permasalahan baru lainnya.
Pemimpin harus bisa merangkul seluruh elemen dari rakyatnya, baik yang pada saat pemilihan mendukungnya maupun yang tidak mendukungnya. Sebab, pemimpin adalah pemimpin yang mewakili seluruh yang dipimpinnya. Pemimpin harus memandang setara seluruh masyarakat, bersikap adil terhadap seluruh elemen masyarakat, baik yang mulanya mendukungnya maupun yang tidak.
Di samping itu, pemimpin harus bisa kembali mendamaikan serta mencairkan ketegangan yang sebelumnya tercipta di masyarakat. Ia harus tampil menjadi teladan bagi seluruh masyarakat untuk mengupayakan rekonsiliasi atas persaingan politik yang sebelumnya memanas melalui sikap, ucapan atau statemen, dan berbagai tindakannya terhadap berbagai pihak yang sebelumnya menjadi lawan-lawan politiknya.
Semoga di Negeri kita tercinta ini, tidak lahir Pemimpin yang Suka di Adu Domba dan Mengadu Domba. Aamiin YRA. *Wallahu A'lam bissawab